Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Menyusui Dapat Mencegah Kanker Payudara?
Ia dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan usus besarnya.
Trish Macnair, dari Primary Care Society untuk Gastroenterologi, mengatakan apa yang dilakukan Chambers berisiko kecil memicu pembengkakan dan usus pecah.
Ian Lustbander, ahli gastroenterologi dari Universitas New York juga menekankan bahwa kerja usus besar memang mengeluarkan feses dari dalam tubuh.
Jika kotoran tidak dikeluarkan melalui anus, kotoran justru akan tertahan di usus besar dan kian hari, kian mengeras dan menumpuk.
Usus besar kemudian akan mengalami pembengkakan tidak normal yang dinamakan megakolon.
“Langka sekali orang menahan berak terlalu lama. Orang yang konstipasi justru ingin buang air besar tapi tidak bisa. Kalau orang makan terus tapi tidak berhasil mengeluarkan feses, usus besar akan jadi buntu. Ini bahaya,” ujar Lustbader seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Lustbader menyebutkan bahwa usus besar yang semakin membengkak bisa pecah.
Selain pecah, dampaknya adalah usus membesar hingga ke tulang rusuk.
Dalam buku Management of Functional Gastrointestinal Disorders in Children: Biopsychosocial Concepts for Clinical Practice, terungkap adanya kasus seorang bocah yang tidak buang air besar selama satu tahun dan rupanya ia mengidap sindrom retensi feses.
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Source | : | Kompas.com,ny post |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR