Nakita.id - Menahan buang air besar atau BAB tentu mempunyai risiko tersendiri bagi tubuh, terlebih jika menahannya selama berjam-jam.
"Sebenarnya, menahan BAB bukan ide yang baik walau kadang terpaksa kita lakukan," tutur Dr Niket Sonpal, asisten profesor klinis di Tuoro College of Osteopathic Medicine di New York.
Berdasarkan laporan Dr. Sonpal yang dilansir dari Kompas.com, semakin lama kotoran di tahan, semakin keras terksturnya akan terbentuk.
Baca Juga : Dilarang Menahan Buang Air Besar, Ini Akan Terjadi pada Tubuh
Karena feses sudah mengeras, saat mencoba mengeluarkannya kita akan mengalami kesulitan seperti pendarahan dan bahkan menyebabkan anus sedikit robek.
"Saya tidak pernah mendengar ada orang meninggal akibat menahan feses. Tetapi, pada orang dewasa, menahan buang air besar terlalu lama dan sering akan menyebabkan impaksi, di mana tinja jadi keras membatu," kata Sonpal.
Nah, itu yang akan terjadi ketika kita menahan buang air besar selama beberapa jam.
Lalu bagaimana jika seseorang menahan membuang air besar selama lebih dari sebulan?
Salah satu kisah teraneh pernah menjadi sorotan media internasional pada Maret 2018 lalu.
Melansir New York Post, seorang pria asal Inggris bernama Lammar Chambers (24) bersikukuh untuk tidak buang air besar selama lebih dari 40 hari.
Lammar Chambers, ditangkap pada 17 Januari 2018 karena diduga telah memasok obatan-obatan terlarang kelas A, seperti heroin, kokain atau ekstasi.
Ia diduga menyembunyikan barang terlarang itu di dalam ususnya dengan cara menelannya, dan polisi menunggu pria tersebut untuk mengeluarkannya.
Namun, selama satu bulan di dalam penjara, Chambers sama sekali menolak untuk BAB.
Lalu polisi menambah masa penahannya, polisi menunggu apakah pria tersebut akhirnya menyerah dan buang air besar.
Lihat postingan ini di Instagram
Tapi hingga hari ke-47, Chambers sama sekali tidak ke toilet dan akhirnya ia dibebaskan karena alasan hukum serta medis.
Padahal, menurut penuturan Chelmsford Crown Court, Chambers diberi makan sereal hingga diet buah setiap hari, tetapi usaha itu sia-sia.
Baca Juga : Berita Kesehatan Wanita: Menyusui Dapat Mencegah Kanker Payudara?
Ia dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan usus besarnya.
Trish Macnair, dari Primary Care Society untuk Gastroenterologi, mengatakan apa yang dilakukan Chambers berisiko kecil memicu pembengkakan dan usus pecah.
Ian Lustbander, ahli gastroenterologi dari Universitas New York juga menekankan bahwa kerja usus besar memang mengeluarkan feses dari dalam tubuh.
Jika kotoran tidak dikeluarkan melalui anus, kotoran justru akan tertahan di usus besar dan kian hari, kian mengeras dan menumpuk.
Usus besar kemudian akan mengalami pembengkakan tidak normal yang dinamakan megakolon.
“Langka sekali orang menahan berak terlalu lama. Orang yang konstipasi justru ingin buang air besar tapi tidak bisa. Kalau orang makan terus tapi tidak berhasil mengeluarkan feses, usus besar akan jadi buntu. Ini bahaya,” ujar Lustbader seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Lustbader menyebutkan bahwa usus besar yang semakin membengkak bisa pecah.
Selain pecah, dampaknya adalah usus membesar hingga ke tulang rusuk.
Dalam buku Management of Functional Gastrointestinal Disorders in Children: Biopsychosocial Concepts for Clinical Practice, terungkap adanya kasus seorang bocah yang tidak buang air besar selama satu tahun dan rupanya ia mengidap sindrom retensi feses.
Baca Juga : Sebelum Meninggal Dunia, Gebi Ramadhan Sampaikan Pesan Terakhirnya pada Uus, 'Gebi Mau Sembuh Bang'
Dikatakan Lustbader, pasien sindrom retensi feses selalu bereaksi keras ketika tubuh memberikan sinyal untuk buang air besar.
Dia akan mengencangkan otot panggul dan bokong sehingga tinja tidak keluar menyeluruh dari ususnya, yang terdorong keluar hanyalah feses cair dengan jumlah yang sedikit.
Lalu untuk kasus Chambers, Lustbader berkata bahwa ini hanya solusi sementara yang bisa menyebabkan malnutrisi.
Jika Chambers benar menelan narkoba, pembungkusnya bisa pecah di dalam usus dan menyebabkan overdosis.
Kalaupun jumlahnya kecil dan bisa diserap tubuh, polisi akan bisa mendeteksi keberadaan narkoba melalui urin.
Selain itu, menahan buang air besar begitu lama juga bisa menganggu mekanisme respons usus.
“Jika pria tersebut terus-terusan menolak buang air besar, kelak motilitas ususnya akan bermasalah. Ia akan butuh obat pencahar untuk mengaktifkan kembali kerja usus besar,” kata Lustbader.
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Source | : | Kompas.com,ny post |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR