Nakita.id - Campaign #LovingNotLabelling, memang sudah dimulai sejak tanggal 7 September 2018 kemarin Moms.
Selama dilaksanakannya campaign ini, puncak acara campaign #LovingNotLabelling ini pun sudah diselenggarakan pada Sabtu, 3 November 2018 lalu.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Pujian Moms untuk Si Kecil Ternyata Bisa Menjurus ke Labeling
Nakita.id bekerja sama dengan Majalah Kreativitas Mombi mengadakan acara Sharing Session & Coaching Clinic yang bertempat di Ruang Merbabu dan Merapi, Gedung Kompas Gramedia Majalah Unit 1 Lantai 8, Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Topik yang diangkat adalah “Stop Labelling Pada Anak!” Kenali Metode Hypnotalk Untuk Kendalikan Emosi.
Pesertanya sebanyak 60 Moms dan 60 anak yang terdiri dari 7 komunitas serta peserta luar yang telah mendaftar.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Memberi Julukan Pada Si Kecil, Dampaknya Permanen
Adapun yang menjadi pembicaranya adalah pakar yang ahli di bidang ini, yaitu; Erfianne S. Cicilia, S.Psi seorang Psikolog Anak, dan Coach Leader Nunny Hersianna.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Membangun Rasa Percaya Diri Anak Terkena Labelling
Acara ini terbagi dalam 2 sesi, sesi orangtua dan anak-anak.
Dalam sesi orangtua, acara ini dipandu oleh Kenia Gusnaeni sebagai moderator, dengan rangkaian acara mulai dari sharing session yang dibawakan oleh Psikolog Anak Erfianne S. Cicilia, S.Psi sebagai pembicara, coaching clinic yang dipandu oleh hipnoterapis Nunny Hersianna, sebagai Coach Leader Hypnosis, lalu card writing dan certificate ceremony.
Sedangkan pada sesi anak-anak, dipandu oleh seorang pendongeng, Amelia Sofyan atau kerap disapa Kak Mia, yang terdiri dari berbagai aktivitas seperti storytelling, kolase, dongeng video, hingga menari dan menyanyi.
Tampak terlihat, ekspresi anak-anak begitu senang dan ceria dengan kegiatan yang dilakukan.
Pada acara ini, Nunny Hersiana juga menjelaskan tentang Hypnotalk.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Jangan Lagi Nilai Fisik Anak, Berisiko Membuat Depresi
Hypnotalk sebenarnya berasal dari kata hypno dan talk.
"Hypno itu berarti tidur, tapi bukan tidur yang sebenarnya, jadi kalau secara umum hypnotalk itu adalah cara kita berbicara dengan sugesti yang positif terhadap diri sendiri atau terhadap orang lain," ungkapnya.
Nah, cara hypnotalk ini juga ternyata efektif untuk mencegah labelling dari orangtua pada anak.
Labelling yaitu memberikan cap pada anak, baik yang bermakna positif atau bermakna negatif.
"Kalu kita sedang melabel anak misal, kok enggak bisa diem' atau 'kok enggak mau membersihkan kamar'.
Itu kan kalimat yang mempunyai makna negasi, padahal kita bisa loh menggunakan bahasa yang lebih positif melalui hypnotalk.
Misalnya, 'nak gimana ya caranya agar kamarmu lebih rapi'.
Jadi bukan ke arah negatifnya, tapi lebih ditekankan pad hal positifnya," kata Nunny Hersianna, Coach Leader Hypnosis.
Pada akhir presentasinya dalam acara ini, Nunny juga menyampaikan harapannya pada orangtua agar dapat menggunakan hypnotalk untuk mencegah labelling.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Si Kecil Bisa Jadi Minder atau Perfeksionis, Ini Indikator Moms Labeli Anak
"Harapannya dengan adanya acara coaching clinic ini, Nunny mengharapkan agar para orangtua tahu mengenai cara untuk berbicara atau berkomunikasi secara baik dengan diri sendiri ataupun dengan anak anak," tambahnya.
Nunny juga berharap acara seperti ini akan diselenggarakan lebih sering lagi untuk memberikan pengetahuan baru pada orangtua.
"Acaranya ini luar biasa terutama dengan hastag #LovingNotLabelling, sangat perlu untuk terus dilanjutkan.
Kalau saya lihat dari crowded di acara tadi, itu sebenarnya orangtua itu hanya tidak tahu saja, jadi saat Nakita punya ide ini, ini akan sangat luar biasa.
Dan satu hal, edukasi itu sebenarnya tidak bisa dilakukan sekali saja, jadi harus berkelanjutan.
Dengan cara ini mudah-mudahan Nakita.id bisa makin mengembangkan pemahaman-pemahaman mengenai labelling itu seperti apa," ungkapnya.
Campaign #LovingNotLabelling ini sendiri diangkat untuk menyadarkan para orangtua akan bahayanya labelling pada anak.
Baca Juga : Ikuti Sesi #LovingNotLabelling , Orangtua Akui Masih Sering Lakukan Labelling Pada Anak
"Nakita.id peduli kepada apa yang terjadi tapi tidak disadari oleh para orangtua saat ini, khususnya para Moms, di mana saat orangtua merasa kesal, emosi akan apa yang dilakukan anak, maka orangtua biasanya akan mengeluarkan kalimat yang melabel anak tersebut tanpa disadari.
Nakita.id ingin menyebarkan kampanye bahwa mencintai anak bisa dilakukan dengan salah satu bentuknya adalah tidak mengucapkan kalimat-kalimat yang memberikan label kepada anak tersebut," ungkap David Togatorop, Managing Editor Nakita.id, dalam acara Coaching Clinic Hypnotalk #LovingNotLabelling Nakita.id pada Sabtu 3 November 2018 lalu.
Tidak hanya itu, David juga menjelaskan, agar para Moms yang datang ke acara ini dapat membawa ilmu yang bisa mereka terapkan pada anak dengan tidak lagi melakukan labelling.
Baca Juga : #Lovingnotlabelling: Usia 3-5 Tahun Si Kecil Sedang Membentuk Karakter, Jangan Diberi Label!
Lebih dari itu, David menambahkan, kampanye ini akan terus berjalan tidak hanya di tahun 2018 saja tetapi juga pada tahun 2019.
"Nakita.id peduli pada hal seperti ini, dan kampanye #LovingNotLabelling ini akan terus berjalan, harapan para Moms ikut memviralkan kampanye ini, karena itu bukan hanya berguna untuk diri Moms sendiri tetapi diharapkan Moms juga menyebarkannya kepada Moms yang lain
Dan Nakita.id akan full support kampanye ini baik di akhir tahun 2018 ini maupun sepanjang 2019, Nakita.id akan banyak berbicara melalui artikel-artikel #LovingNotLabelling, juga akan mengadakan berbagai acara untuk membuat Moms tidak melakukan labelling tersebut," jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, banyak yang terlibat dalam campaign #LovingNotLabelling, diantaranya:
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Anak Bisa Jadi Rendah Diri, Ini Solusi Jika Moms Terlanjur Labeli Si Kecil
1. Ajeng Raviando, Psi, seorang Psikolog Anak dan Keluarga
2. Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Psi., Psikolog Anak dan Keluarga, dari Universitas Indonesia
3. Dokter Reisa Broto Asmoro
4. Glory Oyong, Brand Ambassador Nakita.id dan presenter Kompas TV
5. Clefy, blogger dan penulis buku
6. Erfianne S. Cicilia, S.Psi, Psikolog Anak
7. Nunny Hersianna, Hipnoterapis
8. Kenia Gusnaeni sebagai moderator
9. Amelia Sofyan, seorang pendongeng
Selain itu, Nakita.id juga bekerja sama dengan beberapa komunitas untuk campaign #LovingNotLabelling ini, yaitu:
1. SmartMoms
2. Ayo Dongeng Indonesia
3. Homeschooling Tangerang
4. Single Moms Indonesia
5. Indonesia Babywearers
6. Mama Super Bogor Depok
7. Dear Moms Indonesia
Dokter Reisa Broto Asmoro salah satu Key Opinion Leader (KOL) pada campaign #LovingNotLabelling pun sangat setuju dengan gerakan ini.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Psikolog Anak Jelaskan Dampak Moms Berikan Label Buruk untuk Si Kecil
Dukungan Dokter Reisa Broto Asmoro, bisa dilihat dari unggahannya di instagram @reisabrotoasmoro pada 19 September 2018 lalu.
Begitu juga dengan Glory Oyong, yang mendukung penuh campaign #LovingNotLabelling.
Pun demikian dengan Clefy, yang juga memberikan dukungan campaign #LovingNotLabelling.
Hal ini bisa Moms lihat dari unggahan foto dan caption yang ia posting pada tanggal 27 September 2018 lalu, di instagram pribadinya @clefy_theartganta.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Pernah Tak Sengaja Melabeli Anak, Enno Lerian Sadar Itu Bukan Hal yang Bijaksana
Sementara itu, Ayo Dongeng Indonesia, salah satu komunitas yang ikut terlibat dalam campaign #LovingNotLabelling juga turut menyebarkan pesan positif #LovingNotLabelling.
Baca Juga : #LovingNotLabelling, HypnoTalk dengan Teknik Self Hipnosis, Agar Tidak Melakukan Labelling pada Anak!
Komunitas ini memposting dalam instagram mereka @ayodongeng_ind, pada 27 September 2018.
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR