Nakita.id - Bukan hal yang aneh ketika orangtua memberi label pada anak sejak dini.
Entah pelabelan tersebut dalam bentuk pujian maupun dalam kata yang dinilai negatif.
Siapa sangka, pelabelan yang terkadang dilakukan tanpa sengaja ini justru mempunyai dampak besar terhadap diri Si Kecil.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Coba Pahami Si Kecil Agar Tak Terjadi Labelling di Rumah
Menjadi orangtua memang berat, sehingga dapat dikatakan sebagai 'pekerjaan' tersulit di dunia.
Anak-anak dipengaruhi oleh segala sesuatu di sekitar mereka, teman sebaya hingga guru di sekolah.
Namun, tidak dapat disangkal bahwa orangtua mempunyai peran terbesar dalam membentuk masa depan mereka.
Melansir Independent.co.uk, ada seorang psikolog mengungkapkan bahwa nada bicara yang orangtua keluarkan pada anak, cara orangtua mengutarakan sesuatu atau pelabel yang diberikan kepada si Kecil bisa memiliki dampak jangka panjang yang tidak menyenangkan.
Psikolog klinis Ma. Lourdes 'Honey' Carandang menjelaskan kepada Inquirer.net bahwa ada 4 perilaku orangtua dapat merusak masa depan sang anak walaupun tidak disengaja.
1. Membandingkan anak-anak
Orangtua mungkin mencintai anak-anak mereka dalam jumlah yang sama.
Dan terkadang orangtua juga mempunyai kecenderungan untuk mengenalkan anak-anak mereka kepada orang lain dengan sebuah 'kualifikasi' tertentu.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Stop Labelling Pada Anak dengan Metode Hypnotalk
Tetapi jika salah satu anak sudah mempunyai lebih banyak prestasi daripada anak yang lainnya, jangan pernah membandingkan mereka berdua.
Sebab hal itu mempunyai dampak di kemudian hari.
Contohnya, "Ini anak perempuanku yang pintar, Sarah. Ini anak bungsuku, Max."
"Itu jenis intimidasi yang sangat halus. Itu menghina, membuat kepercayaan diri menurun (anak yang lain). Orang tua bisa bersalah dan tidak sadar," kata Dr Carandang.
Anak-anak memerhatikan hal-hal ini lebih dari yang orangtua sadari.
2. Menggunakan pelabelan
Nama julukan yang main-main bisa tampak tidak berbahaya, tetapi sebenarnya bisa melukai anak seumur hidup jika digunakan cukup sering.
Sebab panggilan label dari orangtua dapat sangat merusak kepercayaan diri anak.
Menurut Dr Carandang, menggunakan label seperti itu dapat membuat anak mengembangkan perasaan dendam terhadap orang tua dan mulai percaya bahwa mereka benar-benar 'malas' atau 'bodoh' juga.
3. Memperlihatkan contoh bullying
Anak-anak tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan orang tua mereka, tapi mereka juga memahami apa yang orangtua lakukan.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Coba Pahami Si Kecil Agar Tak Terjadi Labelling di Rumah
Jadi jika mereka melihat ayah mereka berbicara dengan sikap kasar pada ibu mereka, anak-anak mungkin mulai berpikir bahwa tidak apa-apa bagi pria untuk memperlakukan perempuan sebagai 'sosok yang mempunyai pangkat lebih rendah dari lelaki', dan bagi perempuan untuk menerimanya.
Lihat postingan ini di Instagram
"Ini karena anak-anak meniru dari orang tua mereka," kata Dr Carandang.
4. Membiarkan pilih kasih memengaruhi kedisiplinan
Meskipun kebanyakan orangtua selalu menyangkalnya, beberapa memang punya anak favorit, dan seringkali kesalahan anak-anak itu tidak dihukum sedangkan saudara mereka tidak.
Dr. Carandang menekankan bahwa ketika anak-anak bertengkar, sangat penting untuk mendengarkan mereka secara objektif sehingga orangtua dapat bereaksi dengan adil.
Dan bahkan jika anak yang lebih tua harus lebih mengalah, penting juga untuk tidak mengabaikan kebutuhan emosional mereka.
"Apa yang tidak kita lihat adalah bahwa asal-usul (perilaku) itu bisa menjadi rumah, jadi kita harus waspada bagaimana kita mendisiplinkan anak-anak kita. Kita harus menyingkirkan atau tidak memberi label secara emosional pada anak-anak kita," kata Dr. Carandang.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Hindari Labelling, Ibnu Jamil Pilih Berikan Motivasi pada Anak
Source | : | independent.co.uk |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR