Sebagai seorang Dewi Kumari, Nihira tidak boleh menapakan kaki di tanah dan tidak diperbolehkan untuk berbicara dengan orang lain selain dengan keluarganya.
Kumari terpilih juga harus tinggal terpisah dengan orangtuanya dan tidak diperbolehkan untuk meninggalkan kuil.
Lihat postingan ini di Instagram
Dewi Kumari diizinkan untuk meninggalkan kuil hanya pada saat ritual dan festival salah satunya festival Bhoto Jatra, sebuah festival perayaan yang diadakan untuk mensyukuri atas datangnya musim hujan.
Saat festival berlangsung, Kumari hanya boleh digotong dengan tandu emas dan diangkat oleh orang-orang terpilih.
Seorang Dewi Kumari akan kembali menjadi manusia biasa ketika dirinya telah mendapatkan menstruasi pertamanya.
Selanjutnya, posisi Dewi Kumari akan digantikan oleh gadis lainnya yang dianggap memenuhi kriteria.
Dilansir dari National Geographic, aktivis hak asasi manusia dan Pusat Rehabilitasi Wanita Nepal (WOREC) menentang dan mengutuk tradisi kumari yang mereka anggap merampas masa kecil seorang anak perempuan.
Ramesh Bajracharya, sang ayah, dikutip dari The Asian Parent, mengatakan bahwa menjadi Kumari memang hal yang cukup berat bagi anaknya.
Terutama karena sang anak tidak diperbolehkan menapakkan kakinya di Bumi.
Chanira Bajracharya, seorang mantan Dewi Kumari mengaku bahwa hidup normal seperti remaja lainnya adalah hal yang sulit, bahkan setelah bertahun-tahun berakhirnya tugas Chanira sebagai Dewi Kumari.
"Bahkan sampai sekarang aku sulit berjalan kaki dengan gerakan yang benar, karena saat masih kecil aku selalu digendong dan ditandu. Dunia luar benar-benar hal yang asing untukku," ucap Chanira, seperti dikutip dari South China Morning Post.
Walaupun banyak kritik yang ditujukan terhadap tradisi ini, tetapi pemerintah setempat tetap melestarikan tradisi tersebut.
Baca Juga : Disebut Tak Peduli Pada Anaknya, Ruben Onsu Ungkap Sifat Asli Ayah Vanessa Angel
Artikel ini pernah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul "Ritual dan Tradisi Menyembah Gadis Kumari, Sang 'Dewi Hidup' di Nepal"
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR