Nakita.id - Perkembangan bulan 9 adalah perkembangan akhir kehamilan, dimana pada perkembangan bulan ini, janin perlu pemeriksaan biofisik.
Berat bayi pada perkembangan janin bulan 9 hampir 2.275 gram dengan taksiran panjang sekitar 44 cm.
Idealnya, di minggu ke 34 pada perkembangan janin bulan 9, ibu akan menjalani tes untuk menilai kondisi kesehatan si bayi secara umum.
Baca Juga : Perkembangan Janin Bulan 9 : Waspadai Lepasnya Plasenta dari Dinding Rahim
Penggunaan USG bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak, jantung, dan organ lain.
Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa dilakukan adalah tes non-stres dan profil biofisik.
Dalam profil biofisik digunakan skor angka 0 sampai 2, dengan 5 poin yang dievaluasi.
Yakni pernapasan, gerakan tubuh, tonus yang dievaluasi berdasar gerakan lengan dan atau tungkai, denyut jantung, dan banyaknya cairan ketuban.
Bila nilainya rendah, disarankan agar persalinan segera dilakukan.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bila diduga bayi mengalami IUGR (Intrauterin Growth Retardation), pada ibu pengidap diabetes, kehamilan yang bayinya tidak banyak bergerak, kehamilan risiko tinggi, ataupun kehamilan lewat waktu/postmatur.
Lihat postingan ini di Instagram
Hal lain yang perlu dikenali pada perkembangan janin bulan 9 adalah mengenali kontraksi saat hamil.
Kontraksi pada dasarnya adalah aksi dari otot yang mengkerut.
Khusus pada rahim, dikenal 2 jenis kontraksi, yakni kontraksi yang dirasakan atau disertai keluhan maupun yang tidak dirasakan.
Kontraksi yang dirasakan biasanya dibarengi dengan keluhan mulas dari perut sampai ke pinggang.
Sedangkan kontraksi yang tidak dirasakan disebut Braxton Hics yang umumnya dikeluhkan sebagai rasa kencang tanpa rasa sakit.
Baca Juga : Perkembangan Janin Bulan 8 : Hindari Hubungan Seks Pada Bulan ini
Kontraksi yang dirasakan diperlukan sewaktu melahirkan, yakni untuk membuka pintu rahim sekaligus mendorong/mengeluarkan bayi.
Sebetulnya, pasien bisa membedakan kontraksi yang disebabkan oleh infeksi dengan kontraksi yang terjadi akibat lepasnya plasenta.
Yang disebabkan infeksi biasanya bersiklus atau disebut intermiten, yakni sebentar terasa dan sebentar kemudian menghilang alias tidak dirasakan sama sekali.
Intensitasnya pun relatif tidak kuat.
Sedangkan kontraksi yang disebabkan oleh lepasnya plasenta akan irasakan terus-menerus tanpa sempat istirahat dengan intensitas kuat.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | nakita |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR