Kesehatan mental memang berpengaruh pada perilaku agresif namun kondisi kesehatan juga berpengaruh.
Seperti autism spectrum disorder, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), bipolar disorder, schizophrenia, conduct disorder, intermittent explosive disorder, dan post-traumatic stress disorder (PTSD).
Kerusakan otak juga dapat membatasi kemampuan kita untuk mengendalikan agresi.
Seperti stroke, cedera kepala, infeksi tertentu, dan penyakit tertentu.
Penanganan perilaku agresif
Dalam menangani perilaku agresif kita perlu mengidentifikasi penyebabnya.
Minta bantuan seseorang atau ahli yang berpengalaman soal perilaku agresif.
Kita dapat belajar bagaimana menghindari situasi yang membuat frustrasi dengan mengubah gaya hidup atau karier.
Mengembangkan strategi untuk mengatasi situasi yang membuat frustrasi, misalnya mempelajari cara berkomunikasi secara terbuka dan jujur, tanpa menjadi agresif.
Jika kita datang ke seorang ahli mungkin kita akan direkomendasikan bertemu dengan psikoterapis, contohnya cognitive behavioral therapy (CBT) dan talk therapy.
Source | : | Healthline,tribunnews |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR