Nakita.id - Tyas Sancana Ramadhan, meninggal karena bunuh diri dengan melompat dari gedung Transmart Lampung, Jumat (22/2/2019).
Tyas Sancana Ramadhan sendiri masih berusia 21 tahun namun merenggut nyawa karena putus cinta, seperti yang dilansir dari Tribunnews.
Tyas sempat dibawa ke Rumah Sakit Imanuel, namun sayangnya nyawa Tyas tak terselamatkan.
Warga yang melihat aksi Tyas Sancana Ramadhan sekitar pukul 16.07 WIB malah merekam bukan mencegah tindakannya.
Beberapa saksi mata bahkan melihat ada seorang pria di dekat Tyas di atas gedung Transmart, tapi tak melakukan apa pun, malah sibuk merekam kejadian bunuh diri tersebut.
Sebenarnya, warga dapat mencegah tindakan bunuh diri Tyas bukan malah merekamnya.
Melansir dari Psychology Today, hal yang dapat kita lakukan di antaranya:
Baca Juga : Studi Temukan, Orang Pengidap Kanker Cenderung Lakukan Bunuh Diri
Pertama, perhatikan apakah orang di sekitar Moms dan Dads menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka bisa berisiko melakukan tindakan bunuh diri.
Kedua, memberi tahu orang-orang di sekitar kita bahwa kita peduli.
Kevin Hines, seorang yang berhasil tidak melakukan tindakan bunuh diri mengatakan bahwa ia sangat ingin ada orang yang bertanya kepadanya 'apakah ada yang terjadi?'
Melihat pengalaman Hines, orang yang hendak bunuh diri sangat membutuhkan perhatian kita, maka menunjukkan kepedulian kita dapat meminimalkan risiko alias kemungkinan mencegah bunuh diri.
Saat seseorang ingin melakukan tindakan bunuh diri sebenarnya mereka mengalami perdebatan batin antara bagian dari mereka yang ingin hidup (diri mereka yang sebenarnya) dan bagian yang ingin mati (anti-diri mereka).
Oleh karena itu, menjangkau dan berhubungan dengan mereka dapat menyelamatkan kehidupan mereka.
Kemudian, saat Moms atau Dads melihat seseorang yang ingin bunuh diri, reaksi yang benar adalah berlebihan atau overreacting dibanding tidak bereaksi.
Saat Moms atau Dads melihat teman yang berbeda dari biasanya seperti kehilangan ketertarikan dan mengisolasi diri, atau anggota keluarga mengisyaratkan perilaku merusak diri sendiri atau mengatakan hal-hal seperti "kamu akan lebih baik tanpaku," Moms dan Dads harus mengambil tanda-tanda peringatan ini dengan serius.
Karena orang yang bunuh diri hampir selalu ambivalen, mereka sering memberi tanda yang memberi tahu orang bahwa mereka dalam masalah.
Mereka bahkan mungkin memberi isyarat atau mengakui bahwa mereka bermaksud menyakiti diri mereka sendiri, kemudian mengambilnya kembali dan menyangkal bahwa mereka dalam bahaya.
Karena itu, penting bagi Moms dan Dads untuk memperhatikan tanda-tanda ini dengan serius dan membantu orang tersebut mendapatkan bantuan yang ia butuhkan.
Baca Juga : #5menitAja Bermain di Depan Cermin Dapat Membuat Anak Pintar
Ada juga tanda-tanda peringatan segera bahwa seseorang mungkin berencana bunuh diri:
1. Sulit tidur
Seberapa cukup tidur Moms mempengaruhi gairah tubuh.
Orang yang ingin bunuh diri berada dalam keadaan gelisah yang terlalu aktif di mana membuat mereka merasa cemas dan gelisah.
Mereka berjuang dengan mentolerir atau mengatur rasa sakit psikologis yang tak tertahankan sehingga membuat mereka sulit tidur.
2. Mempersiapkan sesuatu
Setiap tindakan yang diambil orang untuk mengakhiri hidupnya harus ditanggapi dengan serius.
Teman Moms dan Dads bercanda bahwa mereka akan bunuh diri besok, ancaman itu seharusnya tidak dianggap enteng.
Atau mereka membeli senjata atau mendapatkan zat berbahaya, ini adalah tanda serius bahwa mereka bisa melukai diri sendiri.
Bahkan saat mereka memberikan barang-barang milik mereka atau mengucapkan selamat tinggal, Moms harus khawatir.
Terdapat komunitas pencegahan bunuh diri yang dapat Moms hubungi saat mendapati seseorang melakukan pencegahan bunuh diri diantaranya Into The Light, Get Happy, Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, Indonesia Mental Health Care Foundation, dan ISMILE4YOU.
Mencegah tindakan bunuh diri salah satunya adalah menunjukkan kepedulian, yuk peduli Moms!
Source | : | tribunnews,psychologytoday |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR