Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang memproduksi antibodi justru menyerang jaringan tubuh.
Gejala yang paling lazim adalah inflamasi, mulai dari masalah perut hingga kemerahan di kulit.
Lebih dari 80 jenis penyakit autoimun telah berhasil diidentifikasi.
Di antaranya Rheumatoid Arthritis (RA), lupus, pernisiosa, vitiligo, scleroderma, psoriaris, Inflammatory Bowel Diseases, hashimoto, addison, graves, serta diabetes tipe-1.
Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria.
Beberapa penyakit autoimun lebih sering terjadi pada kelompok etnis tertentu.
Sebagai contoh, lupus memengaruhi lebih banyak orang Afrika-Amerika dan Hispanik daripada Kaukasia.
Baca Juga : Istrinya 'Ditawar' Rp 200 Sekali Bercinta, Pria Ini Tega Bunuh Bosnya
Penyakit autoimun tertentu, seperti multiple sclerosis dan lupus, menurun dalam keluarga.
Karena kejadian penyakit autoimun meningkat, peneliti menduga faktor lingkungan seperti infeksi dan paparan bahan kimia atau pelarut juga bisa jadi pemicu.
Tidak setiap anggota keluarga memiliki penyakit yang sama, tetapi mereka mewarisi kerentanan terhadap kondisi autoimun.
Penderita penyakit ini tidak boleh sembarangan mengonsumsi makanan.
Sebuah studi tahun 2001 yang diterbitkan dalam jurnal Rheumatology menemukan bahwa diet vegan dapat secara signifikan memperbaiki gejala rheumatoid arthritis (RA).
Salah satu pendorong potensial RA adalah kadar kalium yang rendah.
Studi lain yang diterbitkan pada 2008 di Journal of Pain menemukan bahwa peningkatan asupan kalium dapat menurunkan tingkat nyeri pada pasien RA.
Penelitian lebih lanjut telah menyarankan kemungkinan peningkatan konsumsi kalium juga berlaku untuk kondisi autoimun lainnya.
Baca Juga : Tak Hanya Baik untuk Pengidap Diabetes, Ini Manfaat Kesehatan Jika Rutin Makan Nangka
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Healthline,Nakita,foodrevolution.org |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR