Gula
Orang-orang dengan penyakit autoimun sangat rentan terhadap efek negatif dari gula.
Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Frontiers of Immunology menemukan bahwa asupan gula meningkatkan kemungkinan diabetes tipe satu pada anak-anak dengan risiko genetik.
Selain itu, menurut penelitian tahun 1973 yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition, gula dalam segala bentuk (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) dapat merusak fungsi sistem kekebalan tubuh, melukai kemampuan sel darah putih untuk melakukan pertempuran melawan ancaman.
Baca Juga : Ibu Mikha Tambayong Meninggal Karena Penyakit Autoimun, Ketombe Berlebihan Bisa Jadi Tandanya
Produk hewani
Banyak protein hewani, seperti yang ditemukan dalam daging, susu, dan telur, dapat menyebabkan respons peradangan dalam tubuh, memperburuk kondisi autoimun.
Dua puluh tahun yang lalu, para ilmuwan menerbitkan penelitian di American Journal of Cardiology yang menunjukkan bahwa sekali makan tinggi lemak hewan dapat menyebabkan lonjakan peradangan yang memuncak sekitar empat jam.
Studi lain telah menemukan bahwa paparan produk hewani dapat memicu serangan autoimun pada orang dengan kondisi radang sendi, sehingga diet nabati lebih disarankan.
Penyakit autoimun bisa sangat membuat frustrasi.
Tetapi makanan bisa menjadi alat yang ampuh untuk melawan penyakit dan membantu tubuh sembuh.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Healthline,Nakita,foodrevolution.org |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR