Herlina, anaknya mengatakan, selama tiga minggu ini dia memberikan makan untuk ibunya sesuai dengan yang ditentukan oleh dokter.
Pada minggu pertama hanya diberikan tahu dan telur tiga kali sehari, kemudian dalam dua minggu ini diberikan bubur, semangka, dan pepaya.
"Mamah itu makan hanya tiga kali sehari, itupun sering kenyang sehingga makanan yang diberikan sering tidak dihabiskan, karena setelah operasi pengecilan lambung makanan susah masuknya, perutnya kenyang duluan," ujar Herlina.
Baca Juga : Mengapa Mengiris Bawang Bombay Bisa Membuat Menangis? Ini Jawabannya
Lebih dari sebulan menjalani diet tersebut, rasa bosan mulai dirasakan Titi.
Titi pun terkadang curi-curi, memakan makanan lainnya di luar menu yang dianjurkan tim medis.
Titi bahkan mulai mengonsumsi kerupuk dan ikan asin yang merupakan makanan kesukaanya sebelum operasi dilakukan.
Padahal pihak Dokter RS Doris Sylvanus Palangkaraya, terus berupaya menurunkan berat badan Titi Wati meski pencapaian penurunan berat badannya belum signifikan.
"Kami terus berupaya membantu, dengan menu yang kami sarankan, tetapi memang Titi ternyata terkadang bosan dengan menu yang ada dan makan krupuk serta ikan asin yang tidak kami anjurkan, sehingga kami nasehati dia agar tidak lagi makan-makanan tersebut," ujar dokter Thedorus Sapta Atmadja, Wadir RS Doris Sylvanus Palanngkaraya.
Baca Juga : Hamil Tua, Sarwendah Terbang Liburan Ke Belanda, Ini Tips Jika Moms Hendak Naik Pesawat Saat Hamil
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | tribunnews,American Journal of Clinical Nutrition |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR