Kalau ada ketidakcocokan dan perbedaan, benahi bersama. Lakukan komunikasi.
Lagi pula bukankah perbedaan malah akan membuat hubungan lebih kaya.
- Terima saja. Kalau komunikasinya tidak berhasil, terima saja hal itu sebagai kelemahan dia yang harus diterima apa adanya.
- Toleransi. Bukan hanya komunikasi yang penting, tapi juga toleransinya harus kencang.
Toleransi di sini adalah seseorang bisa menerima hal-hal negatif dalam diri pasangan.
Sadari bahwa ada hal-hal dalam dirinya yang memang harus diterima dan ada yang bisa diubah untuk jadi lebih baik.
- Fleksibilitas. Dalam suatu pernikahan, tak ada peraturan mati. Misal, dalam perjanjian sebelum menikah, yang bertugas mengurus keuangan adalah salah satunya.
Tapi di tengah jalan karena satu dan lain hal itu tidak lagi memungkinkan sehingga peraturan harus diubah.
Baca Juga : Ramalan Perceraian Mbah Mijan: 2019 Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Berpotensi Cerai, Karena Orang Ketiga?
Nah,keputusan itu harus diterima secara lapang.
Biarkan aturan itu berkembang sejalan dengan pernikahan. Sehingga pasangan satu sama lain dan perkawinan sama-sama tumbuh.
- Waktu Berdua. Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang Anda dan pasangan suka.
Source | : | Kompas.com,nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR