Nakita.id - Ketika anak mulai berada di umur yang aktif, kita pasti sering menegur dan menasehatinya.
Apalagi saat anak memukul atau menggigit temannya hingga menangis, kita tentu perlu menasehatinya.
Sayangnya di sela-sela kata nasihat, mungkin Moms pernah sesekali membandingkan anak dengan anak lain.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Ini Alasan Melabeli Anak Lebih Banyak Berikan Dampak Negatif
Kecenderungan orangtua untuk membanding-bandingkan anaknya sendiri dengan anak orang lain sebetulnya, datang dari naluri manusia paling dasar.
Manusia memang tidak pernah lepas untuk membandingkan sesuatu dengan yang lain.
Ini sejatinya merupakan cara berpikir yang rasional untuk bisa mengetahui dan membedakan mana yang baik dan buruk.
Suka atau tidak suka, semua ini terjadi di bawah alam bawah sadar kita.
Itu kenapa orangtua sering kali “keceplosan” membandingkan anaknya dengan teman-teman sepantarannya.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Jangan Sepelekan Melabeli Anak, Dampaknya Bisa Sampai Dewasa
Ya, memang kita lakukan itu dengan tujuan agar anak bisa berubah jadi pribadi yang lebih baik lagi setelah diberi “contoh”.
Membandingkan anak dengan temannya mungkin bisa memberikan dirinya gambaran bagaimana seharusnya mereka bersikap.
Jika nasehat seperti ini ditanggapi secara positif oleh anak, ia akan termotivasi untuk mengubah dirinya jadi lebih baik.
Namun, hanya sebagian kecil anak yang menanggapi nasihat orangtua dengan cara demikian.
Anak-anak tidak suka menerima kritikan, juga belum begitu mengerti bagaimana harus merespon kritikan.
Kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada anak jika Moms sering membandingkannya, antara lain:
1. Anak meragukan dirinya sendiri
Hanya dengan terus membandingkan tanpa benar-benar memberikan kesempatan untuk mereka memperbaiki diri lambat laun akan membuat anak cenderung meragukan dirinya sendiri.
Baca Juga : #LovingNotLabelling : Daripada Melabel, Moms Baiknya Lakukan ini Saat Anak Berperilaku Buruk
Terutama begitu tahu ada orang lain yang lebih unggul dari dirinya.
Moms bisa membantu anak berubah menjadi orang yang lebih baik tanpa harus membanding-bandingkan dirinya.
Caranya cukup dengan memberi tahu apa yang seharusnya ia lakukan dan terus membimbingnya supaya dapat berubah.
2. Anak merasa cemburu
Anak-anak juga bisa merasakannya. Saat Anda terus membandingkan dirinya dengan anak lain yang lebih baik.
Anak tentu jadi merasa cemburu karena ada orang yang jelas-jelas “difavoritkan” oleh orangtuanya sendiri.
Kecemburuan yang terpupuk sejak kecil tidak baik untuk kesehatan jiwa anak.
Hal ini dikarenakan akan dapat menimbulkan kebencian, permusuhan, atau kekecewaan mendalam baik pada diri sendiri maupun orangtua dan teman-temannya.
3. Anak jadi berpikiran negatif
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Menasihati Anak dengan Hukuman Fisik Tidak Efektif Malah Sebabkan Hal Ini
Awalnya anak mungkin terpacu untuk menjadi lebih baik.
Namun jika kita tidak pernah mengapreasiasi usahanya dengan terus membandingkan anak dengan yang lain, ia jadi tidak pernah merasa bangga dan puas dengan apa yang dilakukannya.
Ia akan dirundung dengan pikiran negatif bahwa ia tidak akan pernah sukses karena terus cemas dan takut gagal.
Akibatnya, ia jadi tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan semakin terpuruk.
4. Hubungan orangtua dengan anak jadi renggang
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Berhenti Menasihati Anak dengan Hukuman Fisik, Coba Pakai Cara Ini Moms
Terus mengatakan bahwa selalu ada orang lain yang lebih baik daripada anak lama-lama bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Anak mungkin merasa dihina, disudutkan, tidak diperhatikan, dan tidak pernah didukung oleh orangtuanya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Ia mungkin juga menganggap bahwa Moms tidak menyayanginya.
Suasana kekeluargaan yang harusnya hangat justru memanas dan bisa merenggangkan hubungan anak dan kita.
Source | : | huffingtonpost.in |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR