Nakita.id - Banyak orang tua dapat mengidentifikasi tanda-tanda "kecerdasan ekstra" sejak anak masih usia dini.
Entah dengan mengamati anaknya yang lebih unggul dalam kosa kata atau pun matematika.
Lorraine Allen, seorang ibu yang tahu putrinya adalah anak jenius sejak dini mengatakan, "dia menghafal dan mulai mengulangi hal-hal yang dia dengar, seperti nomor sel saya, nomor suami saya, alamat kakek-neneknya dan hal-hal panjang lainnya, bahkan nomor jaminan sosial saya yang saya katakan dengan keras sekali ketika berbicara di telepon sebelum usianya 2 tahun."
Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected
Sementara seorang guru dari negara bagian Washington menceritakan bahwa ia pernah memiliki seorang siswa yang mampu menghafal bendera negara dengan intensitas dan kecepatan yang menakjubkan.
Kejeniusan anak didiknya tersebut tak bisa dipungkiri, seorang anak yang sejak usia sangat dini telah memahami konsep-konsep yang jauh melampaui pemahaman teman-temannya.
Tetapi, apakah menghafal dan mendapat nilai sempurna di bidang akademis saja sudah bisa membuktikan "kecerdasan ekstra"?
Cerdas tidak selalu berarti unggul di sekolah, dan ilmu pengetahuan memberi tahu kita bahwa pengaruh orang tua merupakan faktor penentu.
Meski begitu, tidak bisa disangkal bahwa ada beberapa anak yang memang sudah memiliki bakat menonjol sejak lahir.
Untuk mengembangkan keterampilan alami dan mendorong proses belajar mereka, penting bagi orang tua untuk mengetahui tanda-tanda awal supaya dapat membantu.
Berikut beberapa tanda-tanda kecerdasan anak di atas rata-rata sejak dini berdasarkan sains.
1. Kutu buku
Anak-anak yang lebih pintar dari rata-rata tidak hanya belajar membaca sejak dini.
Begitu mereka bisa membaca, mereka mengubah kebiasaan membaca menjadi pembelajaran.
Buku memiliki peranan penting dalam intelektual anak.
Buku-buku meningkatkan kosa kata dan pemahaman bagi anak.
Baca Juga : Pengantin Pria Dapat 10 Karangan Bunga dari Para Mantan yang Sakit Hati, Isinya Bikin Tergelak!
2. Sering membuat berantakan
Kesamaan yang dimiliki Albert Einstein, Mark Twain, dan Mark Zuckenberg adalah meja yang berantakan.
Untuk anak-anak, itu sama dengan area bermain atau kamar tidur yang berantakan.
Einstein pernah mengatakan, "Jika meja yang berantakan adalah tanda pikiran yang berantakan, lalu apa yang kita pikirkan tentang meja kosong?"
Kreativitas merupakan komponen kunci dari bakat.
Orang dewasa tahu bahwa kreativitas sering lahir dalam kekacauan, sehingga memungkinkan kreativitas mengundang anak-anak untuk memecahkan, menemukan, dan menghasilkan ide-ide orisinal.
Ruangan yang rapi memang enak dipandang, namun bagi anak-anak yang pintar, terlalu kaku dalam menjaga kerapian mungkin juga menjadi penghalang bagi kemajuan mereka.
Baca Juga : Sama dengan Anak Umur 10 Tahun, Berat Bayi 10 Bulan ini Mencapai 30 Kilogram!
3. Kurang bisa bergaul
Kathleen K, seorang guru dengan 25 tahun pengalaman, mengatakan kepada HealthyWay, "Banyak anak-anak berbakat yang saya miliki berkat pengajarannya adalah anak-anak yang pendiam dan jeli. Mereka menonton, menilai, dan hampir memetakan masa depan untuk menentukan apakah tugas atau kegiatan tertentu bernilai investasi mereka."
Seringkali anak-anak yang sangat pintar berdiri, menonton, dan mengamati sebelum memilih bagaimana mereka ingin berinteraksi.
Ini cara mereka mengidentifikasi apakah mereka bisa berada dalam lingkup pertemanan tersebut atau tidak.
4. Susah tidur
Anak yang cerdas sulit untuk menenangkan pikiran.
Jadi, individu yang lebih pintar dari rata-rata sering kesulitan tidur di malam hari.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Satoshi Kanazawa di London School of Economics dan Political Science menyimpulkan bahwa "anak-anak yang lebih cerdas lebih cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang tidur larut malam dan bangun terlambat di hari kerja dan akhir pekan."
Baca Juga : Janji Anti Selingkuh Angga Wijaya untuk Dewi Perssik Jadi Sorotan, Suami Takut Istri?
5. Belum tentu pandai dalam semua hal
Anak-anak yang cerdas mengenali betul kelebihan mereka.
Mungkin mereka menyukai hobi terntentu, dan akan lebih fokus pada hobinya tersebut.
Ini juga berarti bahwa anak-anak yang lebih pintar dari rata-rata tidak akan selalu unggul di sekolah.
Kedengarannya kontradiktif, tetapi jika Moms menggali pikiran mereka, akan ada lebih banyak hal yang mereka fokuskan daripada menyerahkan tugas tepat waktu, mempraktikkan tulisan tangan yang rapi, dan berinteraksi dengan teman sebaya.
6. Ingatan seperti kamera
Pernahkah Moms mendengar tentang ingatan fotografi?
Kemampuan seseorang untuk merekam obyek yang diamati dengan cepat ke memori otaknya dan bisa menghadirkan kembali informasi tersebut kapan pun diperlukan.
Seperti halnya fotografi dengan kamera, memotret, menyimpannya dalam bentuk album, dan bisa membuka kembali album tersebut kapan pun dibutuhkan.
Namun menurut pakar, belum ada bukti ilmiah bahwa manusia memiliki kemampuan ini.
Meski demikian, ada kemampuan yang mirip dengan ingatan fotografi dan biasanya terjadi pada anak-anak.
Kemampuan ini disebut ingatan eidetik, menyimpan informasi obyek yang diamati secara cepat dan akurat.
Namun ingatan tersebut tidak bertahan lama, hanya bertahan beberapa menit saja.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Alasan Moms Harus Berhenti Melabeli Si Kecil
Source | : | Healthy Way |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR