Nakita.id – Kasus perundungan (bullying) yang dialami oleh Audrey, siswi SMP di Pontianak tentu menimbulkan keprihatinan banyak orang.
Seperti kasus-kasus perundungan lainnya, berbagai kecaman ditujukan pada pelaku perundungan.
Tidak sedikit masyarakat yang kemudian melabeli para pelaku dengan julukan-julukan bernada kasar.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Para pelaku yang masih di bawah umur dikatakan membutuhkan pendampingan untuk memulihkan keadaan psikologis mereka.
Selanjutnya masyarakat dapat fokus pada bagaimana cara mencegah perilaku tersebut terulang kembali pada anak-anak lainnya.
Mengingat orangtua adalah guru pertama bagi seorang anak, berikut beberapa cara untuk orangtua mengantisipasi anak melakukan perundungan yang mengutip dari kidshealth.org:
Baca Juga : Jangan Marah Saat Hamil, Ini Cara Menjaga Emosi Ibu Hamil
1. Memahami perilaku perundungan
Anak-anak menggertak atau mengintimidasi karena berbagai alasan. Ada yang menggertak karena merasa tidak aman.
Atau, memilih seseorang yang tampaknya secara emosional atau fisik lebih lemah yang kemudian dapat memberikan perasaan bangga atau populer.
Dalam beberapa kasus, intimidasi adalah bagian dari pola perilaku menantang atau agresif yang berkelanjutan.
Anak-anak ini kemungkinan membutuhkan bantuan untuk belajar mengelola amarah dan sakit hati, frustrasi, atau emosi lainnya.
Baca Juga : Ternyata Andien Pernah Idap Tumor Payudara, Ini Makanan yang Dapat Cegah Tumor Payudara
Beberapa anak yang melakukan perundungan juga bisa jadi karena meniru perilaku yang mereka lihat di rumah.
Anak-anak yang terpapar interaksi yang agresif dan tidak baik dalam keluarga, kemungkinan besar akan memperlakukan orang lain dengan cara yang sama.
2. Tanggapi intimidasi dengan serius
Pastikan Si Kecil mengerti bahwa Moms tidak akan mentolerir intimidasi di rumah atau di mana pun. Tetapkan aturan tentang intimidasi dan patuhi itu.
Baca Juga : Jangan Sampai Anak Kecanduan Gadget, Mom! Cegah dengan Cara Mudah Ini
Jika Moms menghukum Si Kecil, pastikan hukuman tersebut memiliki maksud dan tujuan yang baik.
Jika Si Kecil bertindak agresif di rumah, pada saudara kandung atau orang lain, hentikan.
Ajarkan cara yang lebih tepat dan tanpa kekerasan ketika bereaksi.
Anak-anak juga perlu diajarkan untuk memperlakukan orang lain dengan hormat dan kebaikan.
Tanamkan rasa empati dan menghargai perbedaan (misal ras, agama, penampilan, kebutuhan khusus, jenis kelamin, status ekonomi, dan lain-lain).
Baca Juga : Kesal Lihat Orang Ciuman di Bioskop, Remaja Ini Nekat Borong Tiket Demi Bisa Nonton Sendirian dengan Nyaman
3. Pelajari tentang kehidupan sosial anak
Moms harus mencari tahu tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku anak di lingkungan sekolah (atau di mana pun terjadinya intimidasi).
Bicaralah dengan orang tua dari teman sebaya Si Kecil atau guru untuk menanyakan apakah anak-anak lain ada yang melakukan intimidasi, atau bagaimana hubungan dan interaksi Si Kecil dengan teman-temannya.
Baca Juga : Cek Di Sini, Bagaimana Jika Moms Hamil Lagi Saat Masih Menyusui?
4. Dukung Si Kecil untuk berperilaku baik
Menguatkan hal-hal positif pada anak bisa lebih mempengaruhi ketimbang menerapkan kedisplinan yang negatif.
Salah satu cara yang paling mudah adalah memberikan pujian dan apresiasi jika Si Kecil melakukan suatu hal yang baik.
5. Berikan contoh yang baik
Selain melihat perilaku anak, Moms juga harus melihat perilaku Moms sendiri.
Bagaimana Moms berbicara kepada anak, atau bagaimana Moms menangani konflik yang ada dalam rumah.
Baca Juga : Jangan Abaikan 6 Teh Ini Moms! Khasiatnya Bagus untuk Kesehatan!
Jika Moms bersikap agresif ke arah atau di depan Si Kecil, kemungkinan besar mereka akan mengikuti.
Sebaliknya, tunjukkan hal yang positif pada orang lain, bukan negatif.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | kidshealth.org |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR