Dalam suratnya untuk sang sahabat di Belanda, J.H. Abendanon, RA Kartini banyak mengungkapkan perasaannya perihal cinta.
Abendanon pun menerbitkannya menjadi buku bertajuk "Door Duisternis tot Licht", atau "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Namun buku ini kembali diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul "Letters of a Javanese Princess".
Baca Juga : Bagikan Putusan Presiden Tunisia 'Lelaki Wajib Beristri 2', Hotman Paris Ingin Pindah Negara
Kartini menyuarakan perasaannya tentang percintaan yang mustahil terjadi tanpa diawali pertemuan, tertuang dalam surat tertanggal 25 Mei 1899 dengan bunyi:
"Love! what do we know here of love? How can we love a man whom we have never known? And how could he love us? That in itself would not be possible. Young girls and men must be kept rigidly apart, and are never allowed to meet."
(Cinta, apa yang kita ketahui tentang cinta? Bagaimana kita dapat mencintai pria yang tak pernah kita kenal? Bagaimana ia dapat mencintai kita? Itu tak mungkin terjadi. Para gadis dan lelaki muda dipisahkan dengan tegas, dan tak pernah diizinkan berjumpa.)
Source | : | Tribun Jabar |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR