Ia pun mengungkapkan rasa kecewanya mengenai poligami sang ayah pada surat bertanggal 6 November 1899.
"I shall never, never fall in love. To love, there must first be respect, according to my thinking; and I can have no respect for the Javanese young man. How can I respect one who is married and a father, and who, when he has had enough of the mother of his children, brings another woman into his house?"
Baca Juga : Benarkah Sarapan Bisa Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasan dari Penelitian!
(Saya tak akan pernah jatuh cinta. Untuk mencintai, pertama dibutuhkan rasa hormat, menurut pandangan saya; dan saya tak bisa menghormati lelaki muda Jawa.
Bagaimana saya dapat menghormati seseorang yang telah menikah dan menjadi ayah, di mana istrinya telah menjadi ibu dari anak-anaknya, membawa wanita lain ke rumahnya?)
Walau berkesan berpandangan skeptis, tetapi RA Kartini pun memiliki komentar positif tentang cinta.
"I think there is nothing finer than to be able to call a happy smile to a loved mouth, to see the sunshine break over another's face."
(Tidak ada hal yang lebih indah selain dapat menerbitkan senyum di wajah mereka yang kita cinta.)
Artikel ini pernah tayang di Tribun Jabar dengan Judul Kisah RA Kartini Tolak Poligami tapi Jadi Istri ke-4 Bupati Jepara, Ini Surat-suratnya Tentang Cinta
Source | : | Tribun Jabar |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR