Nakita.id - Tepat pada 21 April, negara Indonesia mengenal hari tersebut sebagai Hari Kartini.
Pada dasarnya, 21 April merupakan tanggal kelahirkan Pahlawan Nasional Indonesia, Raden Ajeng Kartini, atau yang akrab disapa RA Kartini.
Melansir dari wikipedia, RA Kartini lahir pada 21 April 1879 di Majong, Jepara.
Ia merupakan seorang tokoh Jawa yang merupakan pahlawan pejuang emansipasi perempuan.
Ia dikenal membela dan memperjuangkan hak-hak kaum perempuan.
Tak heran bila hari kelahirannya menjadi sangat diagung-agungkan bahkan dijadikan sebagai sebuah peringatan Nasional.
Sayangnya, di usianya yang masih belia, RA Kartini meninggal dunia usai melahirkan anak dari pernikahannya dengan Raden Adipati Joyodiningrat.
RA Kartini dinyatakan meninggal dunia empat hari setelah melahirkan putranya, Raden Mas Seoesalit Djojodiningrat.
Tak banyak yang tahu, RA Kartini meninggal dunia juga saat memperjuangkan kelahiran bayinya.
RA Kartini meninggal dunia pada 17 September 1904 karena preeklampsia, atau yang dikenal dengan preeklamsi.
Pejuang perempuan tersebut mengalami preeklampsia, atau yang populer dengan nama keracunan kehamilan.
Siapa sangka, ternyata gangguan ini kerap menghantui dan bahkan dialami oleh ibu hamil.
Kartini mengalami komplikasi saat melahirkan putra pertamanya yang diakibatkan sebuah penyakit bernama keracunan kehamilan atau preeklampsia.
Penyakit ini menjadi momok kedua paling menakutkan bagi ibu yang akan melahirkan.
Baca Juga : Polwan Meninggal Setelah Lahirkan Bayi Kembar, Unggahan Suaminya Jadi Sorotan
Preeklamsia adalah penyakit keracunan kehamilan setelah kehamilan berusia 20 minggu.
Preeklamsia umumnya muncul di trimester ketiga.
Seperti yang sempat ditulis oleh Nakita.id, beberapa hal diduga menjadi penyebabnya di antaranya: kehamilan ganda, hidramnion (kembar air), hipertensi, semakin tua usia kehamilan dan sebagainya.
Preeklamsia bisa menyebabkan keguguran, bayi berat lahir rendah, bahkan kematian namun preeklampsia ringan jarang mengakibatkan kematian ibu.
Oleh karena itu, Moms harus mulai waspada bila gejala atau tanda-tanda preeklampsia mulai muncul.
Bila muncul gejala ini, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan kepastian apakah telah terjadi preeklamsia atau karena sebab yang lainnya.
Semakin cepat preeklampsia terdeteksi semakin cepat pula gangguan ini akan tertangani.
Berikut gejala-gejala keracunan kehamilan atau preeklampsia
1. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih (harus naik 30 mmHg atau lebih atas tekanan yang biasanya), tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih (harus naik 15 mmHg atau lebih atas tekanan yang biasanya).
Baca Juga : Banyak Anggota KPPS dan Panitia Pemilu Meninggal Karena Kelelahan; Ternyata Kelelahan Berisiko Kematian
Pemeriksaan tekanan darah ini minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.
2. Proteinuria
Proteinuria adalah protein dalam urine dengan konsentrasi melebihi 0,3 g/liter yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
3. Edema
Edema adalah pembengkakan pada kaki, jari tangan atau muka sebagai akibat penimbunan cairan.
Bisa juga terlihat adanya kenaikan berat badan 1 kg seminggu selama beberapa kali.
Pencegahan dan Penanganan
Supaya tidak terjadi preeklampsia, ibu hamil harus mengatur pola makannya dengan mengonsumsi makanan tinggi protein, rendah lemak, rendah karbohidrat, dan rendah garam.
Dengan begitu, berat badan tidak bertambah secara berlebihan dan preeklamsia bisa dihindari.
Selain itu dengan semakin tuanya usia kehamilan sebaiknya ibu hamil juga mendapat istirahat yang cukup.
Tidak berarti harus berbaring di tempat tidur, tapi setidaknya jangan lagi melakukan aktivitas fisik yang berat.
Namun bila telah terjadi preeklampsia, dokter akan melakukan penanganan yang bertujuan mencegah terjadinya preeklamsia berat bahkan eklamsia, menyelamatkan nyawa janin, melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.
Baca Juga : Dideteksi Preeklampsia, Tya Ariestya Siapkan Diri Melahirkan Lebih Cepat
Pada preeklampsia ringan, dokter akan menyarankan ibu hamil untuk istirahat.
Dengan beristirahat akan mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar sehingga tekanan darah akan turun dan edema berkurang.
Pada kasus yang berat ibu hamil harus dirawat di rumah sakit untuk mencegah timbulnya kejang dan dokter akan memberikan obat serta tindakan yang dianggap perlu.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | nakita.id,wikipedia |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR