Tak hanya untuk bayi, bagi ibu, ASI juga memberi banyak manfaat seperti mengurangi risiko perdarahan setelah persalinan, membantu mengecilkan rahim, dan mencegah terjadinya kanker payudara. Yang terpenting, melalui pemberian ASI, bonding atau ikatan antara ibu dan bayi akan terjalin kuat.
POSISI NYAMAN
Saat menyusui, ibu perlu mencari posisi senyaman mungkin. Posisi yang nyaman akan mendukung pemberian ASI secara maksimal. Bayi menghadap ibu, ujung hidung dan dagu bayi menyentuh payudara. Kemudian, dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, pegang daerah areola (area sekitar puting yang berwarna gelap), sentuhkan mulut bayi dengan puting susu hingga terbuka. Selanjutnya, masukkan puting susu ke mulut bayi, hingga sebagian besar areola masuk dalam mulut bayi.
Posisi yang benar membuat ibu tidak merasa kesakitan lantaran puting susunya “tergigit” dan bayi pun mengisap dengan cara yang benar. Setelah selesai, tekan kelingking secara lembut ke mulut bayi supaya terbuka, keluarkan puting susu perlahan, ganti dengan payudara satunya.
Baca Juga : Berpuasa Saat Menyusui Berisiko Membuat Berat Badan Bayi Turun?
Prinsipnya, pemberian ASI adalah on demand; artinya, kapan pun bayi menginginkan, diharapkan ibu bisa memberikannya. Rata-rata sebelum 6 minggu pemberian ASI bisa 6—10 kali/hari dan lamanya menyusu sekitar 20—40 menit. Namun, jangan jadikan angka ini sebagai patokan karena masing-masing bayi mempunyai karakteristik yang berbeda. Ada bayi yang minum ASI-nya lama, ada juga yang sebentar tetapi sering.
Usai menyusui jangan lupa menyendawakannya.
POSISI YANG DISARANKAN
Beberapa posisi yang disarankan saat menyusui antara lain:
• Berbaring
- Posisi ini membuat ibu bisa beristirahat.
- Paling tepat setelah operasi sesar.
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR