Nakita.id - Tahukah Moms makanan terbaik bagi bayi yang dapat menunjang kecerdasannya.
Makanan ini mudah didapat, murah meriah juga.
Tidak perlu susu yang mahal, beri ASI alami ini pada bayi.
Ya itu adalah ASI.
Sayangnya, banyak ibu mengeluhkan ASI-nya belum keluar setelah proses persalinan sehingga khawatir bayinya akan “kelaparan” kalau tak segera mendapat susu.
Baca Juga : Bolehkah Ibu Menyusui Puasa? Sebaiknya Konsumsi Menu Ini Saat Sahur
Jangan khawatir, Bu, hal ini bisa diatasi dengan terus mencoba membiarkan bayi mengisap puting susu ibu.
Dengan terus dirangsang, ASI akan segera keluar.
Semakin cepat ASI diberikan, semakin baik, bahkan saat ini digalakkan program inisiasi menyusu dini (IMD), yakni sesaat setelah dilahirkan bayi dibiarkan mencari puting susu ibu sendiri secara alamiah.
ASI pertama yang keluar setelah melahirkan disebut kolostrum yang berwarna bening kekuningan.
Kolostrum kaya nutrisi serta antibodi yang sangat bermanfaat untuk melindungi bayi dari infeksi. Telah banyak penelitian yang membuktikan, ASI adalah makanan paling sempurna dan sesuai untuk kebutuhan bayi. Kandungan ASI paling mudah diserap dan dicerna oleh bayi sehingga terhindar dari konstipasi. ASI juga mencegah karies karena mengandung mineral selenium. ASI menurunkan risiko penyakit jantung setelah dewasa dan terbukti bayi ASI memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi ketimbang yang tidak mendapatkannya.
Baca Juga : Moms Pusing Karena Mudik Bersama Bayi? Ini Tips Mudah Menyiapkan Perlengkapan Bayi yang Masih Menyusui!
Tak hanya untuk bayi, bagi ibu, ASI juga memberi banyak manfaat seperti mengurangi risiko perdarahan setelah persalinan, membantu mengecilkan rahim, dan mencegah terjadinya kanker payudara. Yang terpenting, melalui pemberian ASI, bonding atau ikatan antara ibu dan bayi akan terjalin kuat.
POSISI NYAMAN
Saat menyusui, ibu perlu mencari posisi senyaman mungkin. Posisi yang nyaman akan mendukung pemberian ASI secara maksimal. Bayi menghadap ibu, ujung hidung dan dagu bayi menyentuh payudara. Kemudian, dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, pegang daerah areola (area sekitar puting yang berwarna gelap), sentuhkan mulut bayi dengan puting susu hingga terbuka. Selanjutnya, masukkan puting susu ke mulut bayi, hingga sebagian besar areola masuk dalam mulut bayi.
Posisi yang benar membuat ibu tidak merasa kesakitan lantaran puting susunya “tergigit” dan bayi pun mengisap dengan cara yang benar. Setelah selesai, tekan kelingking secara lembut ke mulut bayi supaya terbuka, keluarkan puting susu perlahan, ganti dengan payudara satunya.
Baca Juga : Berpuasa Saat Menyusui Berisiko Membuat Berat Badan Bayi Turun?
Prinsipnya, pemberian ASI adalah on demand; artinya, kapan pun bayi menginginkan, diharapkan ibu bisa memberikannya. Rata-rata sebelum 6 minggu pemberian ASI bisa 6—10 kali/hari dan lamanya menyusu sekitar 20—40 menit. Namun, jangan jadikan angka ini sebagai patokan karena masing-masing bayi mempunyai karakteristik yang berbeda. Ada bayi yang minum ASI-nya lama, ada juga yang sebentar tetapi sering.
Usai menyusui jangan lupa menyendawakannya.
POSISI YANG DISARANKAN
Beberapa posisi yang disarankan saat menyusui antara lain:
• Berbaring
- Posisi ini membuat ibu bisa beristirahat.
- Paling tepat setelah operasi sesar.
- Jaga agar hidung bayi tetap di depan puting ibu, bayi tidak perlu menolehkan lehernya untuk mencapai payudara.
• Posisi Cradle
- Lengan bawah bayi di samping ibu, tidak berada di antara dada bayi dan ibu.
- Jaga agar kepala bayi tidak terlalu jauh masuk ke dalam siku ibu, sehingga payudara tertarik ke satu arah. Ini menyebabkan bayi sulit untuk tetap melekat.
• Posisi Silang (Cross Arm Position)
- Posisi ini tepat untuk bayi kecil atau bayi sedang sakit, karena ibu bisa mengontrol kepala dan tubuh bayi yang sedang belajar menyusu.
Baca Juga : Berpuasa Saat Menyusui Berisiko Membuat Berat Badan Bayi Turun?
- Jangan pegang kepala bayi terlalu kuat sehingga membuatnya sulit bergerak.
SIMPAN ASI
Selain pemberian secara langsung, tak ada salahnya ibu menyimpan ASI untuk stok. Manfaatnya, saat kondisi ibu tidak memungkinkan, misalnya sakit, bayi tetap mendapat ASI. Ibu bisa memompanya dengan pompa ASI, baik yang manual, menggunakan baterei, maupun listrik, atau bisa juga menggunakan tangan. Memompa dengan pompa ASI umumnya sedikit sakit karena kelenjar susu dipaksa mengeluarkan ASI. Bila memerah menggunakan tangan, pastikan cuci tangan lebih dulu hingga bersih, kemudian dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, peras secara lembut dan perlahan daerah areola. Tampung ASI dalam wadah steril khusus ASI yang saat ini banyak dijual di pasaran. Cantumkan tanggal di setiap kemasan sehingga simpanan awal digunakan terlebih dulu. Berikan pada bayi dengan cara disuapi menggunakan sendok agar bayi tak bingung puting ketika kembali menyusu dari payudara.
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR