Nakita.id - Pernahkah Dads secara tidak sadar mengatai Si Kecil "pemalas", "bodoh", dan sebagainya?
Jika iya, Dads sudah melakukan labelling kepada Si Kecil.
Sebaiknya, pemberian labelling kepada Si Kecil dihindari Dads karena mempengaruhi tumbuh kembangnya.
Melansir dari National Fatherhood Initiative, orang tua kerap memberikan label kepada Si Kecil karena merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.
Pelabelan memiliki efek yang sangat kuat pada rasa harga diri orang tua.
Moms dan Dads acap kali melihat Si Kecil sebagai "Saya versi kecil".
Baca Juga : #LovingNotLabelling, Bahaya Sering Berikan Label Pada Anak: 'Anak Pintar' 'Anak Nakal'
Perilaku anak-anak mereka mencerminkan siapa Moms dan Dads sebagai orang tua dan manusia.
Ketika Dads menggunakan label negatif, kita menyangkal kekurangan diri sendiri sebagai orang tua.
Oleh karena itu, mari kita hadapi itu dan tidak menyangkal kekurangan kita.
Sama dengan ketika Dads terus-menerus memanjakan Si Kecil melalui penggunaan label positif.
Salah satu alasan pelabelan sangat sulit untuk diatasi bagi beberapa orang tua adalah bahwa hal itu berakar dalam diri.
Memberi label pada anak sangat merusak karena dampaknya pada harga diri anak.
Baca Juga : Tak Selalu Makanan Impor yang Mahal untuk Penuhi Nutrisi Anak, Simak Penjelasan Dokter Anak
Bayangkan, untuk sesaat, Si Kecil terus-menerus mendengar bahwa dia malas, bodoh, atau tidak tahu berterima kasih.
Bayangkan Si Kecil terus-menerus mendengar bahwa dia tidak dapat berbuat salah.
Label negatif dapat menghancurkan harga diri melalui rasa malu.
Label positif dapat menghancurkan harga diri melalui ego yang berlebihan.
Dibutuhkan seluruh masa kanak-kanak untuk mengembangkan rasa harga diri yang kuat dan sehat.
Akibatnya, efek negatif pada anak dapat dimulai pada usia berapa pun.
Berikut 6 tips menghindari memberi label kepada Si Kecil:
1. Renungkan masa kecil Dads dan bagaimana label mungkin memengaruhi Dads
Apakah orang tua atau kerabat Dads pernah melabel Dads?
Bagaimana perasaan Dads ketika mendapat label?
Bagaimana mereka memengaruhi hubungan masa kecil Dads?
Bagaimana mereka memengaruhi hubungan Dads hari ini?
Pertanyaan di atas dapat meningkatkan kesadaran Dads tentang pengaruh pengasuhan yang Dads dapatkan terhadap Si Kecil.
Baca Juga : Meghan Markle Alami Kehamilan Geriatri, Ini Makanan yang Perlu Dikonsumsi untuk Cegah Risikonya
2. Tanyakan anak Dads alasan dibalik Ia melakukan perilaku tersebut
Bertanya kepada Si Kecil bertujuan membuka pintu untuk dialog konstruktif.
Di sisi lain membuat hubungan orang tua dan anak menjadi sehat.
Tak hanya itu, dengan mengetahui alasan Si Kecil melakukan perilaku tersebut, siapa tahu Dads bisa mengantisipasinya.
Serta membimbing Si Kecil ke arah yang lebih positif.
3. Fokus pada aksi, bukan pada aktor
Saat anak Dads melakukan sesuatu yang positif atau negatif, fokuslah pada tindakan alih-alih menggunakannya untuk mengkarakterisasi.
Beri tahu anak Dads bahwa meninggalkan pakaian di tempat tidur "tidak bertanggung jawab" daripada memberi tahu anak Dads bahwa ia "malas."
Jika anak Dads mendapat nilai bagus saat ujian, ucapkan selamat kepadanya atas pencapaian itu.
Misalnya "Saya sangat bangga dengan kamu karena membuat nilai A. Tetap belajar dengan baik.
Jadi Dads tiga tips tadi dapat dilakukan dalam gerakan #LovingNotLabelling.
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Source | : | fatherhood.org |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR