Nakita.id - Artis penuh sensasi, Nikita Mirzani, telah melahirkan anak ketiganya pada Minggu (28/4/2019) lalu di Tangerang, Banten.
Melansir GridHot.ID, diketahui Nikita Mirzani menjalani proses persalinan tanpa ditemani ayah dari bayinya, Dipo Latief.
Sebelumnya, Nikita telah memiliki dua orang anak dari pernikahannya terdahulu.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Pada proses persalinan buah hati ketiganya ini, ia mengalami kondisi medis.
Ia melahirkan buah hatinya lebih cepat dari semestinya, sehingga bisa dikatakan ia mengalami persalinan prematur.
Hal ini diakibatkan jahitan bekas operasi sesar saat melahirkan anak keduanya sudah semakin menipis, sehingga sebaiknya bayi dalam kandungan Nikita lebih cepat dikeluarkan.
Nikita pun melahirkan anak ketiganya melalui operasi sesar.
Baca Juga : Belanja Baju Anak, Simak Tips Agar Moms Bisa Mendapatkan Harga Murah Melalui E-Commerce
Anaknya yang lahir prematur ini juga masih dirawat di rumah sakit karena membutuhkan perawatan lebih.
Namun belum genap seminggu usai proses persalinan, ia justru sudah kembali bekerja.
Seperti yang dikutip dari Kompas.com oleh GridHot.ID, Nikita mengatakan kesibukannya tak akan berpengaruh banyak pada proses pemulihan pascamelahirkan.
Baca Juga : Belanja Online Termurah, Pastikan Harga dan Situs Belanja Benar-benar Terpercaya dengan Cara Ini
Bahkan ia telah menerima pekerjaan di Bulan Ramadan nanti, dan mengaku jika kondisi fisiknya hampir pulih sepenuhnya.
"Sudah turun, sudah normal lagi (berat badan). Tinggal dikit lagi (pulih sepenuhnya)," ujarnya.
Akan tetapi, mengutip Science Daily, ternyata ada risiko yang perlu diwaspadai oleh Moms usai melahirkan bayi prematur.
Tak hanya masalah kesehatan, ternyata ibu dari bayi prematur terbukti berisiko mengalami stres lebih besar.
Riset yang dilakukan oleh peneliti dari University of the Basque Country, Vizcaya, Spanyol, Fernando Gonzales, memaparkan jika wanita yang melahirkan bayi prematur bahkan memperlihatkan tanda-tanda depresi dan gangguan kecemasan.
Baca Juga : Tanpa Diet dan Olahraga Badan Bisa Langsing, Caranya Cukup Lakukan Hal-hal Ini!
Riset ini juga menemukan jika efek kondisi ini juga bisa memengaruhi perkembangan bayi.
Dari riset tersebut Gonzales mendapati jika bayi yang lahir prematur dan memiliki ibu dengan tingkat stres tinggi mengalami perkembangan psikomotorik yang lebih rendah.
Jika tak mengalami hambatan perkembangan psikomotorik dan kognitif, bayi prematur dengan ibu penderita stres juga berisiko alami gangguan perkembangan mental.
Mereka lebih sering mengalami kelainan psikofungsional, seperti susah makan, serta cenderung lebih rewel dan agresif.
Source | : | Science Daily,hot.grid.id |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR