Nakita.id - Bisa dikatakan, popok sehat menjadi salah satu hal yang tak bisa lepas ketika Moms memiliki bayi.
Pada masa baru lahir saja, Si Kecil biasanya butuh ganti popok sehat sebanyak 8-10 kali dalam sehari.
Tapi tenang saja Moms, kebutuhan popok sehat Si Kecil akan berkurang seiring bertambahnya usia.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Sayangnya, tak jarang popok sekali pakai memiliki kandungan bahan kimia yang berbahaya.
Bahan tersebut akan memberikan efek kesehatan yang buruk dan parahnya bisa mengganggu perkembangan Si Kecil.
Moms bisa membaca bahan kimia apa saja yang terkandung dalam popok Si Kecil, tertera dalam kemasannya.
Jika Moms menemukan beberapa bahan kimia seperti berikut ini, sebaiknya Moms hindari.
Baca Juga : Berapa Kali Sebaiknya Mengganti Popok Kain Bayi Baru Lahir? Ketahui Pula Langkah-langkahnya!
1. Klorin dan bahan kimia turunannya
Popok sekali pakai secara tradisional dibuat menggunakan bubur kayu yang diputihkan dengan gas klor unsur.
Dioksin merupakan bahan kimia yang sangat beracun yang menumpuk di tubuh dan dapat mendatangkan malapetaka pada sistem kekebalan tubuh.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencantumkan dioksin sebagai sangat karsinogenik, dan mereka juga diketahui menyebabkan reaksi alergi pada kulit dan iritasi.
Beberapa popok memiliki label “bebas klorin” namun tetap mengandung klor dioksida.
Baca Juga : Menggunakan Popok Kain Bayi Baru Lahir, Ternyata Begini Cara Mencucinya yang Benar
2. Natrium poliakrilat
Semua popok sekali pakai mengandung Natrium poliakrilat (SAP) karena ini adalah bahan yang membuat popok menyerap.
Jika Moms pernah mengalami popok pecah setelah bocor, Moms dapat melihat Natrium poliakrilat sebagai kristal kecil seperti gel pada kulit bayi.
Natrium poliakrilat diyakini menyebabkan iritasi kulit, dan membahayakan kesehatan.
Ini adalah bahan kimia yang sama yang ditemukan pada tampon yang dikaitkan dengan Toxic Shock Syndrome pada wanita pada 1980-an.
Baca Juga : Jangan Keliru Memilih Popok Bayi, Ini 5 Tanda Popok Si Kecil Salah Ukuran
3. Tributyltin
Bahan kimia lain yang ditemukan di banyak popok sekali pakai adalah tributyltin atau TBT.
Zat kimia ini dikenal sangat berbahaya bagi kehidupan air dan juga dapat menyebabkan masalah kulit pada manusia.
4. VOC
Popok sekali pakai biasanya mengandung senyawa organik volatil (VOC), yang merupakan bahan kimia yang memiliki tekanan uap tinggi pada suhu kamar.
VOC yang biasa ditemukan dalam popok sekali pakai termasuk bahan kimia seperti toluena, etilbenzena, dan xylene.
Zat kimia ini dapat menguap dan menyebabkan gangguan fungsi kekebalan dan merusak hati, ginjal, sistem pernapasan, dan paru-paru.
Baca Juga : Jangan Asal Beli, Simak Kiat-kiat Memilih Popok Bayi Berdasarkan Usia
5. Wewangian
Selain bahan kimia yang disebutkan di atas, wewangian, pewarna, dan plastik semuanya digunakan di banyak merek popok sekali pakai.
Kapan pun perusahaan mencantumkan "wewangian" dalam daftar bahan mereka, itu berarti mereka tidak mengungkapkan daftar lengkap bahan dalam wewangian mereka karena ada celah dalam hukum yang memungkinkan perlindungan rahasia dagang.
Ini mungkin mengandung ftalat, yang dikenal sebagai pengganggu endokrin.
Menggunakan produk yang mengandung "wewangian" yang tidak mencolok akan membuat kulit bayi bersentuhan langsung dengan bahan kimia ini dan menempatkannya pada risiko ruam, reaksi alergi, dan bahaya kesehatan lainnya.
Baca Juga : Tips Memilih Popok Kain Sehat, Tak Menyebabkan Ruam Pada Bayi Moms!
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Gentlenursery |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR