Nakita.id - Kelahiran seorang anak patutnya membawa kebahagiaan, terutama bagi orangtua yang telah menunggu kedatangan sang buah hati.
Namun, bukan kisah bahagia yang dialami oleh lelaki ini.
Sebuah kisah pilu justru dirasakan oleh seorang ayah asal Pittsburgh, Amerika Serikat, Steven D'Achille.
Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Melansir Today, di hari kelahiran putrinya yang seharusnya membawa kebahagiaan, saat itu pula kehidupan keluarganya kemudian berubah 180 derajat.
Pada proses persalinan, istri D'Achille, Alexis, mengalami situasi traumatik.
Buah hatinya tak bisa bernapas usai dilahirkan, walau akhirnya anak mereka terselamatkan, Alexis mengalami perubahan drastis yang disadari oleh D'Achille.
Istri D'Achille yang biasanya ceria, di hari menggembirakan itu tiba-tiba tampak hilang arah dan dirundung kesedihan luar biasa.
"Itu adalah awal dari sebuah akhir," ujar D'Achille, seperti yang dimuat oleh Today.
Baca Juga: Kisah 4 Aktris Bollywood ini Bikin Haru Saat Alami Depresi Postpartum!
Saat pulang ke rumah pun Alexis tampak kewalahan menjalankan kehidupan barunya sebagai seorang ibu.
Malah, istrinya itu terus menangis, kerap kali D'Achille menemukan Alexis kelihatan begitu putus asa dengan air mata tumpah ruah.
Saat itulah mereka mencari bantuan dokter, dan terungkap jika Alexis menderita 'baby blues' atau depresi pascamelahirkan.
Baca Juga: Moms, Jaga Kesehatan dan Kecantikan Kulit Wajah dengan Memilih Produk yang Tepat!
Dokter meyakinkan jika istrinya itu akan segera pulih, tetapi setelah mendatangi tujuh pusat bantuan kesehatan mental, Alexis tak juga membaik.
Ternyata Alexis menderita postpartum psychosis, sebuah kondisi mental pascamelahirkan yang langka tetapi amat serius.
Kondisi ini menyebabkan penderitanya berdelusi, halusinasi, dan berujung pada kematian dipicu oleh bunuh diri.
Alexis mendapatkan bantuan medis berupa obat-obatan, tetapi ia mengeluh pada suaminya, merasa obat-obatan itu tak membuatnya lebih baik.
Hingga menjelang saat terakhirnya pada Oktober 2013, Alexis memohon untuk bertemu dokter karena ia terus memikirkan rencana bunuh diri.
Namun dokter kembali mengatakan jika Alexis akan baik-baik saja, dan menganjurkannya untuk pulang.
Itulah terakhir kali Alexis meminta tolong, sebab keesokan paginya D'Achille menemukan istrinya melakukan percobaan bunuh diri.
Baca Juga: Ratu Elizabeth Dikabarkan akan Turun Takhta dan Bukan Anaknya yang Menggantikan, Benarkah?
"Aku mendengar anakku menangis histeris di bawah, dan aku tahu sesuatu yang buruk telah terjadi," imbuhnya.
Nyawa Alexis tak dapat diselamatkan setelah dua hari dirawat di rumah sakit, kesedihan dan rasa kecewa luar biasa pun menghantam D'Achille.
Akan tetapi ia tak membiarkan kesedihan itu merundung hidupnya terlalu lama.
Ia terpikir inilah waktunya membuat perubahan.
"Bagaimana mungkin di luar sana tak ada bantuan untuk para ibu ketika mereka memiliki bayi? Ini sungguh tidak adil," lanjut D'Achille.
D'Achille memutuskan untuk berkomitmen mengubah perawatan kesehatan mental bagi ibu pascamelahirkan, sehingga keluarga lain tidak akan mengalami kisah tragis sepertinya.
D'Achille memulai sebuah organisasi nirlaba, The Alexis Joy Foundation, dan mulai bekerja dengan Allegheny Health Network dan Highmark Health di Pittsburgh.
Ia bergerak untuk membuat fasilitas jenis baru, di mana para ibu yang mengalami masalah kesehatan mental pascapersalinan mendapat terapi yang berbeda.
Pusat perawatan tersebut mengambil pendekatan berbeda untuk kesehatan mental perinatal dan postpartum dengan menyediakan dua tingkat perawatan.
Ada program terapi rawat jalan di mana sang ibu bertemu dengan terapis setiap minggu.
Tetapi ada program intensif yang melibatkan sesi tiga jam tiga hari seminggu dan termasuk interaksi ibu-bayi.
Menurut Direktur Medis Perilaku Kesehatan Wanita di The Alexis Joy Foundation, Sarah Homitsky, cara ini dinilai lebih efektif.
Baca Juga: Moms Harus Tahu! Dapatkan Cantik dalam Sekejap dengan Hal-hal Ini!
"Wanita jauh lebih berkomitmen setiap kali bayinya terlibat, jika kita merawat seorang ibu tanpa bayi, tingkat kekambuhannya lebih tinggi," jelas Homitsky.
Fasilitas yang didirikan D'Achille ini fokus membantu para ibu menangani kecemasan bersama bayi mereka.
Ia berharap dengan fasilitas ini, tak ada lagi anak-anak yang harus kehilangan ibu mereka karena masalah kesehatan mental.
Source | : | Today |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR