Ia juga turut mengatakan, waktu penggunaan pembalut ini tergantung pada jenis kain yang digunakan.
"Yang lima tahun ini bahan dasarnya kain yang bisa dicuci kembali. Bedanya dengan yang di pasaran, kalau yang sekali pakai penyerapnya kertas yang didaur ulang di-bleaching dengan klorin baru dipakai penyerap dan agar tak tembus ditambahi plastik sehingga sulit terurai.
"Kalau pembalut kain, bahannya kain murni dan agar tidak tembus dilapisi kain waterproof di bagian bawahnya," kata mahasiswi semester VI Jurusan Ilmu Keperawatan ini.
Selesai digunakan, pembalut kain ini bisa dicuci lalu dijemur dan bisa dipakai kembali setelah kering. Ia pun menjamin bahwa pembalut yang dicuci kembali ini higienis.
"Kalau kain dari serat bambu ini berdasarkan penelitian di Jepang bakterinya minimal. Sehingga setelah dicuci dijemur di bawah sinar matahari dan bakterinya akan mati dengan sendirinya akibat sinar matahari," paparnya.
Pembalut ini menurutnya, sama dengan pakaian dalam pada umumnya dan bahkan bisa disetrika lho, Moms!
Windy mengatakan, lahirnya pembalut kain ini juga tak terlepas dari penggunaan kain sebagai pembalut yang dilakukan oleh masyarakat yang ekonominya rendah.
"Tapi kita sekarang masih berpikir jorok. Masak pembalut dicuci lagi, jijik, padahal ini tidak buruk," katanya.
Dengan karya ilmiahnya tentang pembalut kain yang dipakai selama lima tahun ini, Windy berhasil meraih juara dua Mawapres Kopertis Wilayah VIII yang meliputi Bali, NTB, dan NTT tahun 2019.
Selain itu, kini ia sedang mempersiapkan pembalut ini untuk diproduksi secara massal dengan membuat 100 pembalut yang akan dipasarkan terlebih dahulu di lingkungan kampus.
"Saya masih proses buat dan mudah-mudahan bulan depan sudah bisa dipasarkan," kata gadis kelahiran Singaraja, 3 September 1999 ini.
Untuk pembuatannya pun dilakukannya bersama keluarganya baik dari proses menjahit maupun mendesain.
Baca Juga : Viral Anak Kecil Tirukan Suara Animasi Cute Girl, Ternyata Ini Sosok Dibalik Cute Girl Sebenarnya
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tribun Bali |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR