"Produksinya dilakukan di rumah, dibantu keluarga karena ada yang jadi tukang jahit dan membuat desain," katanya.
Bahan pembuatannya pun tak sulit, karena bisa ditemukan di toko kain. Tak hanya bisa digunakan selama lima tahun, pembalut ini juga ramah lingkungan.
"Ini ramah lingkungan banget. Kalau misal pembalut di pasaran yang sekali pakai kan pakai plastik polimer, susah terurai bahkan bisa puluhan hingga ribuan tahun. Kalau pembalut kain serat bambu ini mudah terurai," kata anak dari pasangan I Putu Artana dengan Ni Wayan Wenten ini sambil tersenyum.
Dengan hadirnya pembalut ini ia berharap kekhawatirannya terhadap limbah pembalut yang selama ini mencemari lingkungan perlahan bisa terkikis.
Dan ia memberikan gambaran bagaimana pencemaran itu terjadi akibat penggunaan pembalut sekali pakai yang menggunakan plastik polimer ini.
"Misalkan saja satu perempuan pakai 10-15 buah pembalut dalam sebulan, kalau ditotal dengan jumlah perempuan di Bali, khususnya, bagaimana jadinya? Belum lagi limbah pembalut ini dibuang sembarangan seperti ke sungai dan sampai ke laut," katanya.
"Makanya sekarang saya gunakan pembalut ini dan mulai meninggalkan pembalut sekali pakai yang dulu saya pakai. Intinya seperti menggunakan pakaian dalamlah," kata Windy.
Wah, sangat ramah lingkungan dan tentunya ramah dikantong kan, Moms!
Baca Juga : Ditolak Lion Air Mentah-Mentah, Jenazah Anak Kecil Bernama Akila Akhirnya Dibawa Batik Air
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Tribun Bali |
Penulis | : | Safira Dita |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR