Nakita.id - Hari Raya Idul Fitri memang dinantikan seluruh umat muslim di dunia.
Lebaran merupakan momen berkumpul dan bersilaturahmi dengan sanak keluarga ya Moms.
Pulang ke kampung halaman dengan membawa buah hati merupakan hal yang mengasyikan.
Baca Juga: Lebih Sulit dari Pakai Garpu, Anak Balita Chelsea Olivia Panen Pujian Karena Lihai Pakai Sumpit
Saat yang tepat untuk memperkenalkan dan mempertemukan buah hati pada keluarga besar.
Di suasana lebaran yang ramai dan penuh suka cita, Moms pasti mengaharapkan si kecil bisa berbaur dengan saudara-saudaranya.
Tapi tak jarang, si kecil malu pada sauadara yang baru ia kenal atau baru sekali bertemu.
Bahkan si kecil bisa sampai berteriak dan marah karena tidak mau menemui saudaranya.
Moms pasti bingung untuk menenangkan si kecil yang malu bertemu dengan sanak keluarga.
Apa yang terjadi pada buah hati pasti ada alasannya Moms.
Jika Moms mengetahui si kecil tak hanya malu bertemu dengan saudaranya di saat momen lebaran, Moms harus mengenali gejala gangguan kecemasan pada si kecil.
Jangan meremehkan sikap si kecil yang malu kemudian tantrum saat bertemu orang ya Moms.
Baca Juga: Seminggu Tak Terlihat Keluar Rumah, Balita Ini DItemukan Terbaring Hidup di Samping Mayat Ibunya
Yang pasti semua orang pernah mengalami kecemasan.
Rasa malu yang dirasakan si kecil bisa saja karena ia merasa cemas.
Kecemasan yang timbul pada diri buah hati kita muncul untuk membantu mengenali dan menghindari bahaya.
Gangguan kecemasan tidak hanya terjadi pada orang dewasa.
Melansir dari Kompas.com, jumlah anak yang didiagnosis mengalami kondisi cemas justru kian bertamah.
Asosiasi Kecemasan dan Depresi (ADAA) di America, satu dari delapan anak menderita gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan ternyata juga sulit dideteksi lo Moms.
Sehingga 80% dari anak-anak dengan gangguan kecemasan tidak diobati.
Dr. Morgyn Beckman, psikiatri dari University of Illionis, mencoba memaparkan berbagai cara untuk mengatasi hal tersebut.
1. Jangan memaksa
Moms tidak perlu memaksa si kecil untuk sembuh dari kecemasannya.
Masing-masing orang membutuhkan waktu tersendiri untuk menyelesaikan apa yang menjadi ketakutannya.
Pemaksaan tidak akan membuatnya cepat pulih.
Moms hanya perlu waktu untuk membahas apa yang jadi kecemasannya, dan membantu menyelesaikannya.
Sulit bagi si kecil untuk mengungkapkan apa yang ia takuti selama ini.
Baca Juga: Lakukan ini Sejak Balita Agar Ia Tidak Gemar Berbohong!
2. Lakukan langkah-langkah kecil
Dr. Beckmen menyarankan agar Mama melakukan langkah-langkah kecil untuk meruntuhkan rasa cemasnya.
Misalnya ketika si kecil merasa cemas atau malu saat bertemu orang lain.
Moms bisa memintanya bermain di keramaian atau pertemuan keluarga.
Ajarkan ia untuk bebas bergerak.
Jika si kecil sudah mulai berani, Moms bisa memintanya bermain dengan teman sebaya.
Partisipasi Mama juga sangat dibutuhkan agar ia merasa aman.
3. Mendengarkan
Biarkan si kecil mengungkapkan apa yang menjadi kecemasannya.
Moms tidak boleh mengganggu atau mengoreksi apa yang ia katakan.
Baca Juga: Balita dan Ibunya Terlindas Mobil Karena Supir Lupa Pasang Rem Tangan, Ini Kisahnya yang Buat Haru
Jangan sepelekan sekecil apapun kecemasannya.
Bagi si kecil hal tersebut jadi masalah besar.
Mama perlu mengidentifikasi rasa takutnya agar Moms mengetahui bagaimana mengatasinya.
4. Rayakan keberhasilannya
Hal ini sangat mudah dilakukan dan memang efektif.
Menjanjikan hadiah bisa jadi motivasi yang baik untuk si kecil mengatasi rasa cemasnya.
Tapi, Moms tak perlu memaksa apalagi memarahinya.
Menurut Dr. Beckmen, beberapa kecemasan yang sudah ada di tingkat akhir dapat menimbulkan trauma hingga fobia.
Hal itu perlu ditangani oleh ahli.
Baca Juga: Pola Asuh Terlalu Ketat, Hati-hati Berpengaruh Buruk pada Balita
Jangan sampai rasa malu si kecil untuk bertemu saudara saat lebaran mengurangi keseruan momen lebaran Moms.
Cegah rasa malu yang berlebihan pada anak menjadi gejala kecemasan ya Moms
Jika hal rasa malu si kecil sampai membuat tantrum gunakan cara di atas untuk menangani rasa cemas pada si kecil.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR