Nakita.id – Setiap anak memiliki karakter yang berbeda.
Maka dari itu, antara anak yang satu dengan yang lain tentunya akan memiliki pola asuh yang menyesuaikan dengan karakter si anak.
Pada dasarnya ada tiga jenis pola asuh.
Yang pertama adalah pola asuh permisif, yaitu pola asuh dengan pendekatan pasif dan liberal.
Lalu, pola asuh otoritat biasanya lebih ketat dalam membesarkan anak.
Sedangkan, gaya pengasuhan yang seimbang antara keduanya adalah otoritatif.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Meski begitu, ketiga pola asuh tersebut memiliki pengaruh yang pasti dan jangka panjang pada kepribadian anak.
Hingga kini, masih banyak orangtua yang beranggapan bahwa pengasuhan yang ketat akan menghasilkan anak-anak yang berperilaku lebih baik.
Tapi, belum tentu pengasuhan yang ketat juga memiliki kelemahan tertentu, Moms.
Melansir dari laman onlymyhealth.com, efek jangka panjang dari pola asuh yang ketat adalah sebagai berikut:
Baca Juga : Tak Perlu Obat Kuat Tahan Lama, Bawang Putih Mampu Buat Suami 'Kuat' di Atas Ranjang! Kok Bisa Ya?
1. Rendahnya tingkat kepercayaan diri
Ketika Moms dan Dads menolak pandangan Si Kecil dengan sikap yang keras, maka secara tidak langsung Moms seakan tidak menghargai pendapatnya dan justru memaksakan pendapat Moms sendiri.
Jika dibiarkan terus menerus, pada akhirnya Si Kecil akan merasa tak punya harga diri, karena ia menganggap pikiran dan perasaannya tidak lagi penting untuk mendefinisikan keberadaannya.
Selain itu, hal tersebut juga dapat membuat Si Kecil cenderung kurang percaya diri dan menderita inferiority complex.
Baca Juga : Ajak Istri Jalan-jalan Pakai Moge, Tetapi Ada yang Aneh dengan Kepala Denny Cagur!
2. Ketidakpercayaan
Apabila Moms dan Dads terlalu otoriter dan terbiasa mengambil keputusan untuk Si Kecil, lama-kelamaan ia akan tidak percaya pada kemampuannya sendiri untuk mengambil keputusan penting dalam hidupnya.
Si Kecil akan merasa bahwa keinginan dan nalurinya selalu dikendalikan oleh orangtua.
Hal tersebut juga dapat membuat Si Kecil menjadi mematuhi norma-norma dan melakukan sesuatu, karena Moms dan Dads telah menetapkan standar/patokan tertentu untuknya.
Baca Juga : Patahkan Isu Pernikahannya dengan Polly Alexandria Kandas, Nur Khamid Posting Foto Ini Sebagai Bukti
3. Membuat Si Kecil tunduk pada orangtua
Salah satu kelemahan pola asuh yang ketat adalah sikap tunduk yang dihasilkan.
Orangtua dengan pola asuh yang ketat cenderung akan membatasi individualitas anak-anak mereka.
Akibatnya anak akan mengikuti apa pun yang orangtua katakan atau percayai tanpa menimbulkan keraguan.
Nantinya Si Kecil juga akan tumbuh menjadi pribadi yang takut untuk mencoba atau dalam menghadapi situasi.
Dikhawatirkan Si Kecil juga akan tidak mampu menghadapi situasi yang penuh tekanan dan bahkan dalam mengekspresikan diri.
4. Kurang berprestasi
Sering kali, orangtua yang otoriter menetapkan aturan untuk anak-anak mereka, dengan harapan anak-anak akan mengikuti keinginan mereka tanpa bertanya atau protes.
Kemudian, apabila anak gagal melakukan sesuatu, anak akan dijatuhi hukuman.
Anak-anak yang tumbuh dari orangtua yang ketat pola asuhnya seringkali didorong dengan harapan agar anak bisa unggul dalam suatu kegiatan.
Baca Juga : Punya Body Goals, Ternyata Ini Resep Diet ala Syahrini yang Ampuh Turun Sampai 9 Kilogram
Mungkin ada beberapa anak yang bisa menikmati pola asuh seperti ini, namun ada juga loh anak-anak yang melakukan sesuatu semata-mata demi menyenangkan orang tua mereka.
Akibatnya, anak-anak tersebut akan memiliki harga diri yang lebih rendah, kompetensi sosial, dan juga kebahagiaan.
5. Kesendirian
Setiap anak mengharapkan orangtuanya untuk mendengarkan mereka apakah itu cerita tentang sekolah atau pun teman.
Namun, orangtua yang otoriter sering kali terlalu sibuk merumuskan pedoman yang akan diberlakukan pada anak mereka.
Baca Juga : Sudah Tak Lagi Tembem, Yuk Intip Potret Anak Bungsu Marcell Siahaan dan Rima Melati Adams
Akibatnya, anak justru akan merasa kesepian dan menarik diri dari lingkungan sosialnya.
Lama kelamaan, Si Kecil akan menutup diri dan cenderung lebih suka menyendiri.
Jika tidak segera ditangani, anak juga akan sulit untuk bersosialisasi ke depannya.
Bahkan, dalam beberapa kasus ekstrem, anak akhirnya menjadi depresi, karena ia tidak mendapatkan perhatian yang layak untuk didengar dan dilihat sebagai individu.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | onlymyhealth.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR