"Inilah awal mula terjadinya kecenderungan makan berlebih," kata Jens Titze, profesor kedokteran dan Fisiologi Molekuler dan Biofisika.
Mungkin itulah sebabnya para peserta dalam penelitian mengeluh bahwa mereka lapar.
Sedangkan, pada tahun 2009 dan 2011, Titze dan rekan-rekannya melakukan studi untuk menguji keseimbangan natrium jangka panjang di kosmonot Rusia yang berpartisipasi dalam program simulasi penerbangan luar angkasa.
Tanpa diduga, ketika konsumsi garam ditingkatkan dari enam menjadi 12 gram sehari, para peserta simulasi menjadi minum lebih sedikit air.
Dalam studi berikutnya yang dilakukan pada tikus, para peneliti menunjukkan bahwa konsumsi garam yang tinggi dapat menginduksi keadaan katabolik yang didorong oleh glukokortikoid yang memecah protein otot, yang kemudian diubah menjadi urea oleh hati.
Urea memungkinkan ginjal menyerap kembali air dan mencegah kehilangan air saat garam dikeluarkan.
Konservasi air sebagai respons terhadap konsumsi garam yang tinggi dikatakan memiliki konsekuensi patologis.
Peningkatan kadar glukokortikoid menjadi faktor yang dapat menyebabkan diabetes, obesitas, osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular.
Source | : | Grid.id,Medicalxpress.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR