Hal yang diyakini peneliti mungkin bertanggung jawab terhadap perbedaan milyaran bakteri yang hidup di perut dan amat berbeda dari satu orang ke orang lain.
Riset lain dari studi yang diterbitkan di jurnal Obesity Research & Clinical Practice menemukan, bahkan ketika mereka olahraga dan mengonsumsi makanan yang sama, orang dewasa pada 2006 lebih berat dari orang di 1988.
Peneliti studi itu jug amenemukan perubahan mikrobiome di perut mungkin berperan di antara kemungkinan lain.
"Kita baru di permulaan dalam mengeksplorasi bagaimana mikrobiome kompleks mempengaruhi fisiologi dan kesehatan kami," kata peneliti Jennifer Kuk, profesor Kinesiologi dan ilmu kesehatan di York University.
Baca Juga: Sukses Diet Selama Bulan Puasa, Bisa Turunkan Berat Hingga 10 Kg, ini Caranya!
"Penelitian baru ini hal menjanjikan mikrobiome mungkin berperan penting bagaimana kita mengatur berat badan dan dapat menjadi target baru untuk intervensi penurunan berat badan," katanya.
Segal dan Elinav mengatakan, mereka sudah memajukan ilmu pengetahuan. Dalam studi itu, mereka juga mengambil semua data yang dikumpulkan dan menciptakan algoritme yang mampu memprediksi bagaimana kadar gula darah seseorang merespon makanan yang dimakan.
Mereka mengatakan, algoritme itu dapat digunakan untuk menciptakan diet yang sifatnya personal untuk masing-masing orang.
"Kami membuktikan profil komprehensif yang kami ukur dapat digunakan untuk mencapai dan mendisain diet yang disesuaikan keperluan seseorang," katanya.
"Visi kami adalah mampu menurunkan prediksi dan diet personal menggunakan satu set input yang dapat diisi orang dalam sebuah kuesioner dan satu sampel mikrobiome di waktu dekat. Itu bakal berbiaya efektif," tambahnya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | kompas health |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR