Nakita.id - Kehilangan orangtua di usia amat muda tentunya hal yang menyedihkan dan sangat berat untuk dijalani.
Namun putra Angelina Sondakh dan Adjie Massaid, Keanu Massaid, harus menjalani masa kecilnya dengan kisah yang pahit.
Melansir Grid Pop, diketahui ayah dari Keanu, Adjie Massaid meninggal saat putranya baru berusia satu tahun.
Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Kemudian tak lama ibunya pun terbelit kasus korupsi yang menyebabkannya mendekam di tahanan.
Di usia yang begitu muda, Keanu pun tak bisa merasakan hangatnya pelukan kedua orang tuanya.
Ia sempat dirawat oleh kekasih ibunya, Brotoseno, sebelum Angelina Sondakh resmi ditahan.
Namun kini, Keanu diketahui berada di bawah asuhan orangtua Angelina Sondakh.
Baca Juga: Aaliyah Massaid Rayakan Sweet Seventeen, Kehadiran Keanu Massaid Jadi Sorotan
Walau tak tinggal bersama ayah atau ibunya, Keanu mendapatkan banjiran kasih sayang dari sang kakek, nenek dan kakak tirinya.
Lucky Sondakh, sang kakek pun nampak sering mengajak Keanu kemanapun ia pergi.
Pria berambut putih ini pun tak pernah lupa mengabadikan momen pertumbuhan sang cucu yang kini telah berusia 10 tahun.
Baca Juga: Kocak! Biasanya Ada di Pemanggang, Roti Canai Ini Malah Beterbangan Sampai Mendarat di Kepala Orang
Keanu tampak sering diajak berjalan-jalan oleh kakek dan neneknya.
Walau Keanu begitu disayangi banyak orang, efek telah ditinggalkan oleh orangtua kandung ternyata tak bisa diabaikan.
Melansir Fatherly, kematian orangtua tak hanya traumatik, tetapi juga dapat menyebabkan perubahan secara fisik maupun mental pada seorang anak.
Psikiater, Dr. Nikole Benders-Hadi, menjelaskan jika efek kepergian mendadak orang tua, misalnya karena penyakit akut, dapat berdampak jangka panjang.
"Anak dapat terjebak dalam situasi tak ingin percaya serta kemarahan jangka panjang yang bisa berkembang menjadi depresi atau kelainan trauma," jelasnya.
Dampak psikologis akibat kematian orangtua cenderung tidak menentu.
Baca Juga: Tike Priatnakusumah Sukses Pangkas Bobot 25 Kg dalam 3 Bulan, Caranya Mudah tapi Kerap Disepelekan
Berdasarkan penelitian oleh Asosiasi Diagnostik Psikologi dan Panduan Statistik Kelainan Kesehatan Mental Amerika Serikat, dalam jangka waktu 12 bulan setelah seorang anak kehilangan orangtua, ia akan mengalami begitu banyak kontradiksi emosi.
Antara lain kesedihan, kemarahan, murka, cemas, mati rasa, kekosongan, rasa bersalah, serta penyesalan.
Hal ini bisa berdampak anak enggan beraktivitas dan berinteraksi dengan orang lain.
Semakin mendadak kematian orangtua dan semakin muda seorang anak mengalaminya, bisa jadi dampaknya semakin besar.
Secara fisik, duka mendalam akibat kepergian orangtua dapat memicu stres fisik yang menyebabkan gangguan tidur serta nafsu makan.
Sedangkan dalam jangka panjang, kesedihan menimbulkan risiko pada seluruh tubuh.
Menurut riset, ada hubungan antara duka yang tak terselesaikan dengan hipertensi, penyakit jantung, kelainan sistem kekebalan tubuh, bahkan kanker.
Belum diketahui secara pasti alasan rasa duka dapat menyebabkan banyak masalah fisik, tetapi diperkirakan jika kesedihan mendalam mengaktifkan sistem saraf simpatik.
Ini dapat menyebabkan perubahan genetik jangka panjang yang berimbas pada kematian sel dan respon sistem imun yang memburuk.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | fatherly,Grid Pop |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR