"Dia tampak seperti kematian yang memanas, ruam menutupi tubuhnya, bibirnya besar dan mata dan bibirnya menangis.
"Selama beberapa hari berikutnya kondisinya semakin memburuk, dia tidak bisa bernapas lehernya membengkak sehingga dia bahkan tidak bisa minum," ujar Carmen.
Danika menghabiskan hampir sebulan di rumah sakit ketika seluruh tubuhnya melepuh, mulutnya menyatu dan dia kehilangan lapisan atas kulitnya di wajah, dada, punggung, dan lengannya.
Baca Juga: Terima Lisensi Terbangnya Dicabut, Pakar Mikro Ekspresi Bongkar Isi Hati Vincent Raditya Sebenarnya
Dia berjuang untuk bernafas dan harus diberi makan melalui tabung ketika kondisinya memporak-porandakan tubuhnya, membakarnya dari dalam hingga membuatnya muntah kulit dan darah.
Hasil biopsi (proses mengambil sebagian jaringan tubuh) Danika menunjukkan ia didiagnosis dengan TENS.
Mereka (petugas medis) perbandingan manusia terkena SJS adalah 1:1juta dan bahkan lebih jarang untuk TENS, 1 dari 3 penderitanya bisa mati dan bisa kambuh kembali sekitar 40 persen.
Tidak ada obat yang diketahui untuk SJS atau TENS sehingga Danika terpaksa berjuang untuk hidupnya karena kondisinya berjalan dengan sendirinya.
Baca Juga: Kisah Beberapa Anak Yatim Piatu yang Baru Pertama Kali ke Mall Hingga Buat Seorang Karyawan Menangis
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | mirror.co.uk |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR