Hal itu terjadi karena labelling 'malas' yang dilontarkan pada orang tua mereka, akan tertanam dalam otaknya sehingga mereka menganggap jika semua kata tersebut benar adanya.
Bukan tidak mungkin, masa remaja mereka akan sangat bergantung pada orang tua dan tidak percaya diri ketika ingin mengeluarkan kemampuannya.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Kendalikan Emosi Saat Marah Pada Anak Dengan 5 Cara Ini
Daripada mengatakan kata 'malas', sebaiknya beri dukungan pada remaja Moms dengan kata yang positif sehingga ia bisa menjadi remaja yang mandiri dan rajin.
Dengan demikian, mereka mampu melakukan segala sesuatu atas inisiatif dan usaha sendiri tanpa bantuan orangtua.
Labelling 'malas' hanya membuat remaja tidak percaya diri dalam lingkungan sosialnya.
Tidak hanya itu, labelling 'malas' juga membuat orang lain yang mengetahuinya akan menganggap jika remaja tersebut benar-benar seorang yang malas, tidak mau berusaha, tidak ingin bekerja, dan tidak ingin menjadi seseorang yang berhasil.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Source | : | Psychology Today |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR