Jika Si Kecil terpapar kekerasan yang menimbulkan trauma, bisa jadi ia akan ketakutan dan enggan keluar rumah.
Atau performanya di sekolah berkurang sebab ia kesulitan berkonsentrasi.
Perubahan kecil dalam kesehariannya bisa memicu reaksi sakit kepala, sakit perut, atau beberapa tanda-tanda trauma lainnya.
Baca Juga: Jangan Abaikan Tangisan Si Kecil di Malam Hari, Bisa Berdampak Pada Kesehatan Mentalnya Moms!
Selain itu, anak yang melihat kekerasan sebagai sebuah penyelesaian, seperti persekusi, bisa menganggap tindakan tersebut merupakan hal wajar.
Akhirnya ia akan mendapat pemahaman yang salah jika konflik bisa diselesaikan dengan cara kekerasan.
Lalu Si Kecil juga semakin tinggi batas toleransinya pada kekerasan, dalam artian ia bisa jadi tumbuh menjadi seorang yang tidak sensitif pada kesakitan dan penderitaan orang lain.
Ini dapat memicu Si Kecil melakukan tindak pemberontakan, kekerasan, bahkan mengacu pada kriminalitas saat dewasa.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | YouTube,Healthy Children,Wiken Grid |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR