Nakita.id - Wajar jika Moms merasa pusing saat lantai penuh mainan berserakan, atau kamar Si Kecil berantakan oleh buku-buku yang tak dikembalikan.
Apalagi jika Moms sudah lelah membersihkan rumah, kemudian mendapati kekacauan ini.
Terkadang rasa lelah akhirnya memicu kita merasa marah, mungkin Moms akhirnya tak sadar melontarkan label pada Si Kecil.
Baca Juga: Berikan Perlindungan Alami Saat Puasa, Si Kecil Sehat dan Orangtua Pun Tenang
Akhirnya kita justru melabelinya sebagai 'pemalas' karena membiarkan mainannya berantakan.
Memberi label bukan hal yang baik, apalagi bagi Si Kecil yang tengah mengalami pertumbuhan, label bisa membekas dan menghambat perkembangannya.
Ketimbang marah-marah, Moms bisa lo, mengajarkan kebiasaan membereskan dan membersihkan mainan maupun kamar Si Kecil sejak dini.
Melansir Verywell Family, konsep merapikan tidak langsung dipahami Si Kecil, maka lakukan lima hal ini untuk menanamkannya sejak dini.
1. Beri arahan jelas dan bagi pekerjaan
Jangan hanya katakan ia perlu membereskan mainan atau barang-barangnya.
Mudah bagi Si Kecil merasa kebingungan saat Moms memberikan perintah, seringkali karena mereka tidak tahu harus mulai dari mana.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Melabeli Anak Buat Sulit Bergaul, Ini Langkah Bijak untuk Menghadapinya
Cobalah beri arahan detil, misalnya katakan jika ia perlu meminggirkan mobil-mobilannya, lalu kembalikan buku cerita ke rak buku.
Dengan membagi pekerjaan menjadi tugas-tugas kecil, tugas yang tampaknya tak ada habisnya menjadi mudah dikelola.
Ingat, Si Kecil baru belajar mengenali konsep kerapian dan kebersihan.
Anak tak serta-merta bisa membersihkan kekacauan di ruang bermain tanpa bimbingan, sehingga Moms perlu sabar mengajarinya.
2. Jelaskan alasan pentingnya kebersihan dan keteraturan
Bagi orang dewasa itu sudah jelas, tetapi bagi anak-anak, membersihkan tidak lebih dari menyingkirkan kesenangan.
Jelaskan bagaimana jika mainan tidak diletakkan dengan benar seseorang dapat tersandung dan melukai diri mereka sendiri.
Atau jelaskan pada Si Kecil bagian kecil dari mainannya bisa hilang sehingga mainan itu tidak lagi bisa digunakan.
Dengan anak kecil, penting untuk membuat koneksi yang bisa mereka hubungkan.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Melabel Anak Membuatnya Sulit Berempati, Ini Dampak Buruk Lainnya yang Bikin Moms Khawatir!
3. Buat tempat penyimpanan ramah anak
Tempatkan label gambar yang dapat dilepas di laci dan tempat sampah untuk membantu anak-anak belajar ke mana saja.
Minta Si Kecil menggambar atau memotong gambar kesukaannya yang sesuai bentuk mainan dan gunakan gambar itu sebagai penanda.
Di bawah gambar, tulis dengan rapi nama mainan atau barang, ini juga bisa menjadi cara pengenalan kata pada Si Kecil.
Ketika semuanya memiliki tempat yang tepat, itu membuatnya jauh lebih mudah untuk menyingkirkannya.
4. Jadikan waktu bersih-bersih lebih menyenangkan
Bagi Si Kecil, membereskan mainannya bisa jadi terasa membosankan atau malah membuatnya kesal.
Maka ketimbang Moms menyuruhnya sambil mengomel, cobalah buat suasana menyenangkan.
Misalnya dengan memutar lagu kesukaannya, lalu ajak ia bernyanyi dan menari sambil meletakkan mainan-mainannya.
Moms juga bisa mengajaknya bermain, misalnya adu cepat membereskan potongan puzzle atau balok-balok mainannya.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Sebut Anak Penakut, Begini Cara Mengatasi Ketakutan Si Kecil pada Gelap
5. Jangan memperbaiki
Saat kamar atau ruang bermain anak akhirnya bersih, jangan ulangi apa yang tidak sempurna.
Seprai tidak terpasang rapi? Tidak perlu menghaluskannya.
Perabotan rumah boneka yang tidak cocok? Abaikan itu.
Selama pekerjaan itu dilakukan dengan benar, biarkan saja, sebab anak-anak tidak akan pernah merapikan seperti halnya orang dewasa.
Jika Moms melanjutkan dan mengulang apa yang sudah mereka kerjakan dengan susah payah untuk diselesaikan, Si Kecil mungkin merasa tak senang karena hasil usahanya tetap dianggap tak sempurna.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | verywellfamily.com |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR