Kantung ketuban berdinding tipis, terang Achmad, berisi cairan dan janin.
Air ketuban akan melindungi janin dan tali plasenta (yang berfungsi memberi makanan atau nutrisi ke janin) dari kekeringan.
Suhu yang tetap dan hangat di dalam air ketuban memberikan tempat yang nyaman bagi janin untuk bertumbuh.
Air ketuban juga akan melindungi janin dari benturan yang mungkin terjadi.
Baca Juga: Pernah Wujudkan Impian Sutopo, Raisa Turut Ucapkan Belasungkawa
Adapun penyebab KPD, sebagian besar berkaitan dengan infeksi, seperti: infeksi kuman atau bakteri.
“Infeksi ini ada hubungannya dengan dunia luar dan dalam, antara vagina dengan rahim. Ketika daerah vagina tidak bersih, misalnya, karena keputihan atau sering menahan pipis, kuman naik ke rahim dan terjadilah infeksi yang mengakibatkan selaput ketuban menjadi tipis dan mudah pecah,” papar Achmad.
Selain itu, faktor risiko terjadinya KPD adalah kelelahan, stres, hubungan seksual yang tidak terjaga kebersihannya, kehamilan kembar, trauma (misal, pernah jatuh), perdarahan selama trimester 2 dan 3 yang melewati jalan lahir, serta kelainan mulut rahim.
KPD bisa dicegah dengan menghindari faktor-faktor risikonya, di antaranya memeriksakan kehamilan secara teratur.
Kehamilan Moms juga harus sehat, karena itu jagalah kehamilan dengan pola hidup sehat.
Selama masa kehamilan, ingatlah untuk selalu mengonsumsi makanan sehat, minum cukup, berhenti merokok, olahraga teratur, istirahat, tidak mengangkat barang yang berat-berat, dan tentunya tidak stres.
“Banyaklah mengonsumsi buah agar ketubannya lentur, kuat, dan tidak mudah robek,” saran Achmad.
Baca Juga: Banyak yang Keliru, Proses Melahirkan Spontan Tidak Sama dengan Melahirkan Normal, Apa Perbedaannya?
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR