Nakita.id - Vaksin dapat melindungi anak-anak dari kuman dan virus berbahaya, namun tak mudah bagi sebagian orangtua untuk melakukan vaksin pada buah hatinya.
Sebab banyak anak-anak yang takut jarum suntik, pada kenyataannya suntikan tidaklah menyakitkan, namun rasa takut atau fobia jarum suntiklah yang menyebabkan rasa sakit.
Baca Juga: Mengapa Bayi Baru Lahir Harus Disuntik Vitamin K? Ini Penjelasannya!
Ada beberapa strategi yang dapat Moms terapkan untuk Si Kecil agar kunjungan ke dokter tak selalu menegangkan.
Mengalihkan perhatiannya
Trik ini teruji dapat membantu anak-anak mengurangi rasa sakit saat disuntik, alihkan perhatiannya dengan memberi mainan baru, membaca komik, atau menonton kartun yang disukai Si Kecil.
Baca Juga: Trik Agar Anak Tidak Takut Disuntik
Memberi makanan atau minuman manis
Dilansir dari Health.com, analisis yang diterbitkan dalam Archives of Disease in Childhood menyatakan bahwa bayi yang menerima sesuatu yang manis saat disuntik akan menangis lebih sebentar dan bahkan tak menangis sama sekali.
Baca Juga: Ternyata ASI dan Pangkuan Ibu Dapat Mengurangi Rasa Nyeri Bayi
Menggunakan krim
Menggunakan krim emla atau anestesi topikal dapat mengurangi nyeri saat disuntik pada anak-anak.
Namun, jika ingin menggunakan krim emla ini Moms harus berkonsultasi lebih dahulu pada dokter.
Baca Juga: Anestesi pada Persalinan Aman bagi Mama dan Bayi
Tetap tenang
Si Kecil akan ikut panik jika orangtuanya juga panik saat mereka akan disuntik, jadi Moms harus bisa mengendalikan kondisi saat berada di ruang dokter.
Orangtua dan dokter dapat bekerja sama sebagai tim agar anak-anak tetap tenang sebelum, saat, dan sesudah disuntik.
Baca Juga: Anaknya Tak Menangis Saat Disuntik, Yuk Tiru Cara yang Dilakukan Chelsea Olivia
Berikan dot
Sebuah studi di Michigan menemukan fakta bahwa dot dapat mengurangi rasa sakit sebelum, saat, dan sesudah bayi disuntik.
Selain dot, menyusui juga dapat mengurangi rasa nyeri dan mengurangi tangis Si Kecil saat disuntik.
Baca Juga: Dot yang Keras Picu Sariawan Pada Bayi, Lihat Pemicu Lainnya di Sini!
Source | : | health.com |
Penulis | : | Yolla Octarina |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR