Nakita.id - Beberapa hari belakangan, masyarakat di sebagian besar Pulau Jawa mengeluhkan udara dingin yang terjadi sejak pagi hari, hingga malam.
Bahkan, udara dingin ini terjadi saat panas matahari cukup menyengat.
Faktanya, beberapa waktu ini, suhu udara di Jawa memang turun beberapa derajat dari biasanya.
Baca Juga: Ramalan Mbak You Petir Luar Biasa akan Datang, Ternyata Moms Harus Berhenti Cuci Piring Saat Itu!
Padahal, bulan-bulan ini sudah masuk pada musim kemarau.
Mengutip dari Kompas.com, suhu dingin yang terjadi di siang hingga malam hari ini dinamakan fenomena dry intrusion
Dry intrusion atau intrusi udara kering sangat berpengaruh pada suhu udara karena mampu menyerap panas Bumi di siang hari, dan melepaskannya pada malam hari.
Menurut Agie Wandala, Kepala Sub Bidang Iklim dan Cuaca BMKG, dry intrusion bersifat dingin karena suhu udara di selatan Indonesia saat ini sedang sangat rendah dan pulau Jawa cukup terkena dampaknya.
Selain itu, kondisi langit cerah tanpa tutupan awan di Jawa saat ini juga dapat memaksimalkan pancaran gelombang Bumi pada malam hari dan menyebabkan suhu permukaan bumi relatif akan cepat turun dan lebih dingin dari biasanya pada malam hari.
"Jadi selama kemarau akan terjadi kondisi-kondisi di mana suhu pada pagi hari akan terasa dingin, sehingga tidak hanya terjadi di Jakarta atau Bandung tapi juga di sebagian besar pulau Jawa," tutup Agie.
Mulyono Rahadi Prabowo, Kepala Deputi Bidang Meteorologi BMKG juga mengatakan, saat tutupan awan lebih sedikit ketika musim kemarau maka panas matahari akan langsung diserap Bumi, sehingga siang hari lebih panas.
Baca Juga: Suhu Malam di Malang Capai 16 Derajat Celcius Padahal Lagi Musim Kemarau, Ini Kata BMKG
"Saat siang, Bumi sifatnya menyerap (panas). Maka suhu Bumi lebih rendah daripada Matahari. Kemudian pada malam hari, suhu Bumi lebih tinggi dibanding Matahari sehingga panas akan dipancarkan atau dikembalikan lagi ke atmosfer," ujar Mulyono dihubungi Kompas.com, Rabu (17/7/2019).
"Ketika Bumi melepaskan panas (di malam hari), suhu di permukaan turun. Itu yang menyebabkan malam lebih dingin," kata dia.
Selain hal itu, faktor elevasi atau ketinggian suatu daerah juga berpengaruh pada suhu dingin.
Baca Juga: Sempat Ditutupi, Terungkap Tanggal dan Waktu Pernikahan Cut Meyriska dan Roger Danuarta
"Secara topografi, makin tinggi elevasinya makin rendah suhunya," ungkap Mulyono.
Berbeda dengan daerah pesisir, meski mengalami perubahan suhu, penurunannya tidak sedrastis di daerah dataran tinggi.
Di dataran tinggi, kemarau hampir selalu disertai suhu dingin saat malam.
Tak hanya di Pulau Jawa, kondisi ini juga melanda Pulau Bali dan Nusa Tenggara.
Udara kering ini ternyata datangnya dari Australia karena sedang mengalami musim dingin.
Dan menurut prediksi BMKG, kondisi ini akan berlangsung hingga September.
Perkiraan ini karena Indonesia akan mengalami peralihan musim pada Oktober dan November.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR