Padahal, HPHT tetap menjadi informasi yang penting bagi dokter untuk memperkirakan tanggal persalinan.
Meskipun mereka akan memastikan kondisi janin serta usia kehamilan yang lebih akurat lewat USG di trimester pertama.
Beberapa hal lain yang turut menjadi faktor risiko kehamilan postterm adalah:
1. Ibu obesitas saat hamil.
2. Riwayat kehamilan postterm sebelumnya.
3. Defisiensi sulfat pada plasenta (kelainan genetik yang sangat jarang).
Apa komplikasi yang mungkin muncul dari kehamilan postterm?
Hasil data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2010 menyebutkan bahwa angka kejadian kehamilan lewat waktu (lebih dari 42-43 minggu) di Indonesia kira-kira 10 persen.
Baca Juga: Melahirkan dengan Operasi Bisa Ditanggung BPJS, Begini Prosedurnya
Kehamilan postterm secara umum dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan janin selama persalinan, akibat:
Makrosomia
Makrosomia adalah istilah medis untuk bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4500 gram (>4 kg).
Bayi yang terlalu besar butuh waktu yang lebih lama dan proses yang lebih rumit untuk dilahirkan.
Source | : | birthinjuryguide.org |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR