Akhirnya dengan semua indikasi itu, Dian pun membawa anaknya ke dokter yang lebih ahli untuk intervensi sang anak.
Tidak tanggung-tanggung, Dian mendatangi 3 dokter untuk memberi kepastian bahwa memang benar anaknya memiliki perbedaan.
Ternyata Dian yang sudah memasukkan anak pertamanya ke sekolah sejak umur 6 bulan merasakan ada perbedaan antara tumbuh kembang anaknya dengan anak lain.
Baca Juga: Puting Rentan Nyeri Saat Menyusui, Ini Tips untuk Merawatnya Moms!
Sehingga pada saat Shailendra umur delapan bulan ia merasa beruntung sudah bisa mengetahui hal itu.
Dian pun dan sang suami meng-intervensi sang anak dengan beberapa terapi.
"Akhirnya kita membuka diri untuk intervensi saja, kita lakukan terapi okupasi, terapi wicara, dan juga terapi perilaku."
Dian sendiri mengatakan bahwa terapi perilaku itu sangat penting sehingga sang anak mulai bisa kontak mata dengan lawan bicara.
Baca Juga: 4 Jenis Lemak Pada Makanan yang Harus Moms Ketahui Sebelum Memberikannya Pada Si Kecil
Selain itu Dian juga memiliki kesepakatan dengan seluruh keluarga untuk tidak memberikan sesuatu kepada Shailendra sebelum ia meminta dengan berbicara.
"Jadi kita memaksa dia untuk berbicara dan berkomunikasi dengan sopan untuk meminta. Kita juga baru mau mendengarkan dia ngomong kalau pakai eye contact." ujar Dian Sastrowardoyo.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR