Nakita.id - Kabar terbaru datang dari aktris Tanah Air yang sudah sering Moms lihat di layar kaca.
Memiliki paras yang cantik dan menawan, membuat pesona Dian Sastrowardoyo seolah tak pernah pudar.
Kehidupannya pun selalu menjadi sorotan dan bisa dibilang sangat jauh dari isu-isu miring.
Hari ini ia datang di sebuah konferensi pers tentang pameran untuk anak-anak berkebutuhan khusus seperti autisme.
Di mana pada acara ini dikenalkan tujuh ciri utama autisme pada si Kecil yang bisa dideteksi dini persembahan dari Yayasan Masyarakat Peduli Autis Indonesia.
"Dari 7 ciri yang tadi kita lihat, anak saya ada tujuh-tujuhnya." ujar Dian Sastrowardoyo saat ditemui Nakita.id di acara Konferensi Pers SPEKIX (Special Kids Expo) 2019.
Tujuh ciri itu meliputi Si Kecil yang tidak tertarik bermain dengan anak lain. Lalu tidak bisa menunjuk dengan telunjuk apa yang diinginkan.
Tidak mau kontak mata lebih dari 1-2 detik. Tidak mau meniru gerakan, ucapan, ekspresi wajah Moms.
Tidak bereaksi saat dipanggil, tidak mau melihat ke arah yang Moms tunjuk, dan tidak pernah mau bermain 'pura-pura' seperti pura-pura telepon atau pun menyuapi boneka.
Ternyata anak pertama Dian yang bernama Shailendra Naryama Sastraguna, tidak memiliki ketertarikan bermain dengan anak-anak yang lain.
Bahkan jika ingin menunjukkan sesuatu anaknya tidak menunjuk dengan jari, melainkan menarik Dian dan menaruh tangan dia di objek yang ingin ditunjukkan.
Baca Juga: Waspada Moms, 4 Penyakit Ini Rentan Menyerang Moms Saat Hamil!
Dian juga membagikan kisah tentang ulang tahun anaknya yang pertama, ia tidak bisa tiup lilin.
"Anak saya ulang tahun pertama belum bisa tiup lilin, sampai akhirnya di ulang tahun yang kedua bisa tiup lilin tapi latihannya berkali-kali," kenang Dian.
Dian Sastro juga mengatakan bahwa anaknya itu jarang sekali melakukan yang namanya kontak mata dengannya.
Baca Juga: Waspadai Meningitis Pada Bayi, Berikut Penyebab dan Gejalanya
Hal itu pun membuat Dian merindukan koneksi batin antara seorang ibu dengan putranya.
Sehingga Dian pun mengaku sampai umur Shailendra menginjak 4 tahun masih banyak kesulitan komunikasi yang dirasa.
Akhirnya dengan semua indikasi itu, Dian pun membawa anaknya ke dokter yang lebih ahli untuk intervensi sang anak.
Tidak tanggung-tanggung, Dian mendatangi 3 dokter untuk memberi kepastian bahwa memang benar anaknya memiliki perbedaan.
Ternyata Dian yang sudah memasukkan anak pertamanya ke sekolah sejak umur 6 bulan merasakan ada perbedaan antara tumbuh kembang anaknya dengan anak lain.
Baca Juga: Puting Rentan Nyeri Saat Menyusui, Ini Tips untuk Merawatnya Moms!
Sehingga pada saat Shailendra umur delapan bulan ia merasa beruntung sudah bisa mengetahui hal itu.
Dian pun dan sang suami meng-intervensi sang anak dengan beberapa terapi.
"Akhirnya kita membuka diri untuk intervensi saja, kita lakukan terapi okupasi, terapi wicara, dan juga terapi perilaku."
Dian sendiri mengatakan bahwa terapi perilaku itu sangat penting sehingga sang anak mulai bisa kontak mata dengan lawan bicara.
Baca Juga: 4 Jenis Lemak Pada Makanan yang Harus Moms Ketahui Sebelum Memberikannya Pada Si Kecil
Selain itu Dian juga memiliki kesepakatan dengan seluruh keluarga untuk tidak memberikan sesuatu kepada Shailendra sebelum ia meminta dengan berbicara.
"Jadi kita memaksa dia untuk berbicara dan berkomunikasi dengan sopan untuk meminta. Kita juga baru mau mendengarkan dia ngomong kalau pakai eye contact." ujar Dian Sastrowardoyo.
Baca Juga: Dijual Suaminya Seharga 500 Ribu untuk 'Layani' 3 Pria, Ternyata Masa Lalu Vina Garut Sudah Suram
Dian pun juga mengakui bahwa ketika anaknya tidak bisa mengungkapkan apa yang diinginkan, sang anak cenderung tantrum.
Sehingga Dian pun merasa harus menjaga mental dirinya serta keluarga sekelilingnya.
"Kita harus lebih kuat ya. Saya harus menjaga kekuatan batin orang-orang disekitar kita. Saya harus nenangin diri saya, everything is okay. Kita masih dalam proses meng-edukasi diri kita.
"Tidak apa-apa, ini memang lelah. Akan tetapi kita harus lebih giat lagi untuk melatih anak." tutur Dian.
Kabar baiknya, interversi yang sudah Dian lakukan kepada anaknya yang dimulai sejak umur 8 bulan membuahkan hasil.
Terapi non-stop sampai empat tahun, di umur enam tahun Shailendra dianggap tidak membutuhkan terapi lagi.
Semua motorik anaknya sudah berfungsi dengan baik sehingga tidak ada gangguan belajar di sekolah dan memiliki banyak teman.
Bahkan Shailendra sudah bisa curhat, bergosip, menjahili Dian, sang ayah, dan juga sang adik.
Ketertarikan Shailendra untuk punya teman sekarang juga sangat besar sekali berbeda pada masa sebelumnya.
"Terus terang sekarang anak saya umur 8 tahun, saya sudah tidak melihat lagi tujuh ciri tersebut di anak saya," pungkas Dian Sastrowardoyo.
Baca Juga: Tak Dapat Restu Orangtua, Pasangan Remaja Nekat Lompat ke Sungai, Eh Malah Ketemu Biawak
Dian juga mengatakan bahwa sang suami sempat tidak percaya sampai Shailendra berumur 2 tahun.
Karena itu Dian mengimbau untuk semua ibu yang memiliki kecurigaan autisme terhadap anaknya, segera mencari bantuan.
Jangan menunggu suami untuk setuju, selamatkan si Kecil terlebih dahulu.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR