Nakita.id - Haru pernikahan tentu akan menjadi momen paling sakral dan juga menyenangkan bagi setiap pasangan.
Terlebih bila pernikahan tersebut sudah disiapkan dengan sangat matang dan bahkan tinggal menunggu harinya saja.
Sayangnya, tak semua pernikahan yang sudah dirancang berakhir indah.
Hal ini tentu dialami calon suami dari Dian Febrina, seorang guru di Bandar Lampung.
Dian meninggal dunia jelang hari bahagianya yang akan berlangsung di bulan ini.
Dian meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal di Jalan Raden Imba Kusuma, tepatnya di simpang tiga Susunan Baru, Kemiling, Bandar Lampung, Selasa, 3 September 2019.
Baca Juga: Percepat Pernikahan dengan Persiapan 20 Jam, Mempelai Pria Meninggal 13 Jam Setelah Menikah
Seperti yang dilaporkan oleh Tribun Jakarta, seorang guru muda tewas dalam kecelakaan tunggal di Jalan Raden Imba Kusuma, tepatnya di simpang tiga Susunan Baru, Kemiling, Bandar Lampung, Selasa, 3 September 2019.
Korban merupakan calon pengantin wanita yang akan menikah pada bulan ini atau September 2019.
Saat kejadian, Dian Febrina mengendarai sepeda motor Supra X bernopol BE 3187 BW.
Sang guru muda itu sedang menuju tempat kerjanya di SMA Perintis.
Korban melaju dari arah kemiling menuju Tugu Durian, Kemiling.
Nahas, korban mengalami kecelakaan tunggal di simpang tiga Susunan Baru.
Korban terjatuh dan mengalami luka parah di bagian kepala.
Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM).
Sayang, nyawa korban tak tertolong.
Kronologi
Seorang warga sekitar, Sapto mengungkapkan, korban mengalami kecelakaan tunggal diduga karena kaget lalu mengerem mendadak.
"Kecelakaan tunggal," ungkap Sapto saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa, 3 September 2019.
Meski tak melihat langsung kejadian, Sapto mengaku, ia mendapat informasi dari pengendara sepeda motor yang ada di belakang korban.
"Jadi, korban itu jalan di Jalan Raden Imba Kusuma dari atas (Kemiling) menuju ke bawah (Tugu Durian), pas di pertigaan Susunan Baru ada mobil keluar," ujarnya.
"Mobil itu nggak berhenti langsung jojong belok kiri ke bawah, pas korban ini jalannya kenceng ditambah turunan," imbuhnya.
Karena kaget, korban langsung rem mendadak.
"Pas ngerem itulah, mungkin nggak kuat nahan pas turunan, jatuh ke kiri, ngebanting," katanya.
Sapto menambahkan, akibatnya, korban mengalami luka parah di bagian kepala.
"Itu pukul 07.30 WIB, saya heran kepalanya luka parah padahal masih ada helm dan terkunci," tandasnya.
Meski sempat kejang dan juga masih bergerak, nyawa Dian tak lagi bisa diselamatkan.
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR