Nakita.id - Sebuah kabar tragis sempat membuat geger warga Bandung, setelah ditemukan seorang pemuda tewas gantung diri.
Melansir Grid.ID, pemuda itu bernama Muhtar Amin, pria yang terdaftar sebagai mahasiswa semester dua.
Muhtar Amin merupakan mahasiswa S2 di Institut Teknologi Bandung (ITB), jurusan Mikro Elektronika tahun 2018.
cuBaca Juga: Cuaca Panas Kemarau Panjang Bikin Si Kecil Rentan Terkena Penyakit, Orangtua Wajib Waspada
Sebelumnya, ia telah menempuh pendidikan Sarjana Teknik Elektro angkatan tahun 2014.
Muhtar ditemukan tewas gantung diri di kamar indekosnya, yang terletak di Jalan Sadang Hegar, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Selasa (3/9/2019) sekitar pukul 17.15 WIB.
Kejadian ini terungkap saat seorang saksi melihat ada tali tambang berwarna biru yang terlilit di kusen pintu.
Saksi yang melihat tali tambang lalu memotongnya agar bisa membuka pintu.
Melihat Muhtar telah tewas, warga kemudian melaporkan kasus tersebut ke polsek setempat.
Kapolsek Coblong AKP Auliya Djabar, menjelaskan adanya dugaan Muhtar bunuh diri lantaran mengalami depresi.
Polisi menemukan pesan terakhir Muhtar yang ditulis pada aplikasi catatan di laptop miliknya, yang ditemukan masih menyala.
"Sorry everyone, i just can't take it anymore (maaf semuanya, aku sudah tidak tahan lagi)," terang Auliya.
Baca Juga: Banyak Bergaul Bentuk Sikap Baik dan Rasa Hormat Si Kecil, Yuk Dicoba Moms!
Tak hanya itu saja, Auliya mengungkapkan bahwa saat Muhtar melakukan hal nekat tersebut, mahasiswa ITB ini sambil memutar lagu sendu.
Lagu tersebut berjudul Will The Circle Be Unbroken, yang merupakan original soundtrack (OST) game Bioshock Infinite.
Tentunya kabar ini mengejutkan, sebab Muhtar pun dikenal sebagai mahasiswa yang memiliki segudang prestasi.
Melansir Tribun Jabar, Kecerdasan Muhtar Amin diakui Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi ITB, Miming Miharja.
Melalui sambungan telepon, Rabu (4/9/2019), Miming menyebt indeks prestasi kumulatif (IPK) Muhtar Amin nyaris sempurna.
Pria asal Jawa Tengah itu hampir mendapat nilai A untuk mata kuliah yang diambilnya.
"IPK S2 almarhum juga mencapai 3.88 skala 4.0, anaknya pandai dan sangat rajin ya. luar biasa itu IPK-nya, A semua hampir 4.0," katanya.
Prestasi yang ditorehkan Muhtar Amin tak hanya saat berkuliah saja.
Korban merupakan anak yang cerdas sejak kecilnya.
Baca Juga: Demi Menjadi Anak Pemberani, Jangan Biarkan Anak Tidak Menghadapi Masalah dan Kegagalannya
Miming menyebut Muhtar Amin sempat menjuarai olimpiade IPA dan mendapat beasiswa ke Turki.
Tak hanya pandai di bidang akademis, ternyata Muhtar juga piawai merangkai kata.
Ia kerap menuliskan cerita dan pesan di blog pribadinya yang diketahui melalui akun LinkedIn Muhtar Amin.
Di blog atau catatan pribadinya itu, ada beberapa tulisan yang ia kategorikan, yakni cinta, kehidupan, puisi, pekerjaan, dan lainnya.
Sebelum meninggal, Muhtar Amin sempat menuliskan sebuah pesan terakhir di blog tersebut.
Pesan yang diunggah pada 3 Maret 2019 itu berbentuk puisi yang berjudul Terpisahkan oleh Ruang dan Waktu.
Puisi bernada sendu itu jadi tulisan terakhir Muhtar dalam blognya, sebelum akhirnya ia ditemukan tak bernyawa di kamar indekosnya.
aku di sini
menatap layar handphone
mengetik sembari minum teh
tujuh orang duduk di depanku
tujuh orang duduk di belakangku
terasa hampanya hidup ini
begini-begini saja
malam ini harus membuat laporan
mengerjakan tugas
besok dan lusa ada ujian
apa yang sedang kamu lakukan?
aku seperti orang gila
berbicara dengan yang tak berupa
bertanya kepada yang tak ada
aku ragu
antara kita terpisahkan oleh ruang dan waktu
atau kamu sebetulnya memang tak ada
Bandung
03 Maret 2019
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Grid.ID,Tribun Jabar |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR