Aliya memutuskan istirahat semalam di rumah sebelum esoknya memeriksakan diri ke dokter spesialis saraf.
Baca Juga: Cerebral Palsy, Disabilitas Fisik Paling Umum di Masa Pertumbuhan Anak
Saat itu dirinya merasa sakit kepala bertambah kuat.
Ketika pemeriksaan itulah Aliya terdiagnosa menderita bell's palsy.
Sampai saat ini, Aliya masih tak mengerti kenapa penyakit itu menyerangnya. "Dokter juga mengatakan demikian.
Sekedar perkiraan mungkin dipicu udara dingin, misalnya tidur menggunakan kipas angin.
Padahal saya tak pernah melakukan itu," katanya. Kelumpuhan pada otot wajahnya itu sempat membuat Aliya kurang percaya diri, sedih, dan mengurung diri.
Namun dukungan seluruh keluarga memulihkan kondisi mentalnya.
Apalagi kegemaran memulis membuatnya seolah lupa pada penyakit yang hingga kini masih dideritanya.
Atas saran dokter, Aliya menjalani fisioterapi yang meliputi kompres dan kejutan listrik di wajah.
Saat awal pengobatan, terapi dilakukan setiap hari selama 25 menit.
Setelah dua tahun menjalani terapi, perlahan rasa kaku dan bibir yang miring mulai menghilang.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Source | : | Kompas.com,Mirror |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR