Nakita.id - Moms, saat hamil banyak sekali hormon yang mempengaruhi kondisi tubuh Moms.
Bahkan hormon-hormon tersebut bisa mempengaruhi suasana hati Moms.
Ketika hamil, seringkali timbul rasa pusing, mual, bahkan jerawat, itu semua karena hormon kehamilan yang mempengaruhi tubuh Moms.
Baca Juga: Cuaca Panas Kemarau Panjang Bikin Si Kecil Rentan Terkena Penyakit, Orangtua Wajib Waspada
Berdasarkan penelitian, banyaknya keluhan saat hamil disebabkan karena meningkatnya hormon progesteron yang terjadi saat awal kehamilan.
Tak hanya hormon progesteron saja, pada masa kehamilan yang sehat, ada beberapa hormon lain yang mempengaruhi tubuh Moms.
Berikut hormon-hormon yang mempengaruhi Moms selama hamil:
1. Estrogen
Dihasilkan oleh korpus luteum yang ada di dalam indung telur dan plasenta yang terbentuk beberapa minggu setelah terjadinya pembuahan.
Hormon estrogen ini bermanfaat untuk membesarkan payudara, merangsang pertumbuhan kelenjar susu, dan melunakkan jaringan-jaringan tubuh.
Hormon ini juga menimbulkan pegal dan nyeri pada otot Moms saat hamil.
Baca Juga: Banyak Bergaul Bentuk Sikap Baik dan Rasa Hormat Si Kecil, Yuk Dicoba Moms!
2. Progesteron
Dihasilkan oleh kelenjar adrenalin, otak, dan plasenta selama ibu sedang hamil.
Hormon ini membantu lapisan dinding rahim dalam menjaga plasenta, menghindari kontraksi dini atau pengerutan otot rahim, dan membentuk payudara agar siap menyusui.
Progesteron juga dapat menyebabkan pembuluh darah melebar, kembung, mual, sembelit, dan membuat suasana hati Moms berubah-ubah.
3. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
HCG dihasilkan oleh lapisan jaringan luar yang menyelimuti janin dan trofoblas atau plasenta yang terbentuk pada awal pertumbuhan janin.
HCG berperan untuk mempertahankan jaringan kuning yang ada di dalam indung telur dan menyebabkan estrogen, progesteron, dan plasenta terbentuk.
Selain itu hormon ini bisa mendeteksi hamil atau tidaknya Moms melalui alat tes kehamilan melalui urin.
HCG juga menyebabkan mual dan muntah saat hamil, Moms.
4. Prolaktin
Diproduksi di dalam kelenjar pituitari, bisa untuk meningkatkan jumlah sel penghasil ASI, sehingga payudara dapat memproduksi ASI secara optimal.
5. Oksitosin
Hormon ini dihasilkan di dalam otak, dan sangat berkaitan pada proses persalinan.
Baca Juga: Demi Menjadi Anak Pemberani, Jangan Biarkan Anak Tidak Menghadapi Masalah dan Kegagalannya
Hormon ini bermanfaat untuk merangsang kontraksi rahim pada akhir kehamilan, merangsang penyusutan rahim dan mempercepat pemulihan setelah melahirkan.
6. Testosteron
Ini adalah hormon yang menimbulkan ciri fisik dan sifat kelaki-lakian.
Hormon ini biasanya muncul atau meningkat jika Moms mengandung janin laki-laki.
Hormon inilah yang membuat jerawat muncul di wajah Moms dan membuat kulit sedikit kusam.
7. Kalsitonin
Hormon kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
Bermanfaat untuk membantu proses pembentukan dan perkembangan tulang pada janin.
Selain itu juga bisa menghentikan transfer kalsium dari tulang ke aliran darah sehingga perkembangan tulang janin berlangsung baik.
8. Relaksin
Dihasilkan di dalam ovarium atau indung telur.
Hormon ini bisa membantu merangsang relaksasi otot panggul selama kehamilan dan persalinan.
Ketika siap bersalin hormon ini akan melemaskan otot-otot mulut rahim untuk mendukung kelancaran persalinan.
Baca Juga: Kenali PCOS, Gangguan Hormonal yang Buat Moms Susah Hamil & Keguguran
9. Tiroksin
Tiroksin bisa membantu pembentukan dan perkembangan sistem saraf pusat janin, meningkatkan konsumsi oksigen janin, dan membantu janin agar mampu memetabolisme protein dan karbohidrat.
10. Erotropoeitin
Hormon Erotropoeitin dihasilkan oleh ginjal.
Erotroporitin inilah yang menjaga kelancaran produksi sumsum tulang belakang janin serta sel-sel darah merah pada janin.
Moms, semua hormon harus seimbang dan tidak boleh ada yang mendominasi atau kekurangan.
Keseimbangan ini penting agar janin tetap sehat, selain agar kehamilan dan persalinan berlangsung lancar.
Oleh karena itu, pemeriksaan hormon penting dilakukan.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
KOMENTAR