Nakita.id - Tiap 10 Oktober, ternyata diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia lo, Moms.
Melansir Kompas.com, Kamis (10/10/2019) ini merupakan kali ke-27 Hari Kesehatan Jiwa Sedunia diperingati.
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pertama kali diperingati pada 10 Oktober 1992.
Baca Juga: Didepak Buatkan Lagu Untuk Raisa, Gamaliel Tapiheru: Raisa adalah Penyanyi Pertama yang Menceburkan Saya
Saat kali pertama diperingati, tak ada tema khusus dalam peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia.
Mengutip situs World Federation For Mental Health (WFMH), tujuan awalnya, secara umum mengampanyekan advokasi kesehatan mental dan mendidik masyarakat tentang isu-isu yang relevan terkait kesehatan mental atau kesehatan jiwa.
Isu kesehatan jiwa kini tak bisa dipandang sebelah mata.
Terutama bagi Moms millenial, sebab masalah kesehatan mental bisa menyerang siapa saja.
Melansir Nakita.id, gangguan kesehatan mental bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali stay at home Moms.
Tanggung jawab sebagai Moms yang harus mengurus Si Kecil dan keperluan rumah tangga lainnya tanpa disadari bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental.
Psikolog keluarga, Rahma Paramita M.Psi dalam acara Bridging Health & Social Care di Jakarta pada Kamis (14/3/2019) menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan mental bagi para Moms.
Menurut Rahma, ada enam gejala awal yang bila mulai sering Moms rasakan dalam 30 hari terakhir menandakan kesehatan mental Moms terganggu.
Gejala-gejala tersebut antara lain cemas, tidak berdaya, gelisah, depresi, merasa semua hal butuh usaha yang sangat berat, serta perasaan tidak dihargai.
Baca Juga: Mengenal KB Spiral untuk Menunda Kehamilan, Benarkah Akan Memengaruhi Kesuburan Moms?
Salah satu cara yang bisa Moms lakukan untuk menjaga agar kesehatan mental Moms tetap prima, menurut Rahma, dengan memahami kondisi anak dan keluarga.
Si Kecil yang sedang tantrum adalah salah satu penyebab Moms mudah merasa stres dan tidak berdaya.
Banyak Moms mengaku bingung mengenai hal apa yang harus dilakukan saat Si Kecil sedang rewel.
Padahal sebagai Moms, kita merasa harus bisa memahami Si Kecil dalam keadaan apapun.
"Untuk itu, Moms perlu mempelajari apa sih yang sedang dihadapi oleh anak-anak kita, atau keluarga kita. Dengan kita mengetahui hal tersebut kita menjadi tahu apa yang bisa kita lakukan dan apa yang tidak bisa kita lakukan," tutur Rahma.
Selain itu yang penting adalah memberikan porsi yang tepat untuk keluarga, dalam artian seimbangkan waktu untuk anak dan pasangan.
Ini penting agar keseimbangan dalam keluarga terjaga, sehingga meminimalisir konflik yang dapat membuat mental Moms terguncang.
"Memberikan porsi waktu yang seimbang pada kakak dan adik, serta menghabiskan waktu berdua dengan pasangan dapat menjadi cara untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga," tutup Rahma.
Tak hanya itu, Moms pun perlu untuk memastikan memiliki 'me time', atau waktu untuk diri sendiri.
Moms sering kali sibuk mengurus Si Kecil dan keluarga hingga mengesampingkan kebutuhan diri sendiri.
Tetap perhatikan kebutuhan diri sendiri seperti asupan makanan atau kebutuhan hiburan agar tidak mudah mengalami gejala awal gangguan kesehatan mental.
Terakhir jika Moms sudah merasakan adanya masalah pada kesehatan mental, jangan ragu untuk mencari bantuan.
Bisa pada pasangan, keluarga terdekat, atau tenaga medis profesional.
Source | : | Kompas.com,Nakita.id |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR