Hal itu lakukan Maria dan siswa lainnya setiap hari, untuk memenuhi kebutuhan air di sekolahnya
Mereka harus berjalan kaki sejauh 5 kilometer dengan memikul air di atas kepala.
Krisis air
Kepala SDI Tuanio, Ferdinandus Koba mengatakan bahwa desa di wilayah tersebut mengalami krisis air saat masuk musim kemarau.
Warga dan pihak sekolah juga belum bisa mengakses jaringan air bersih dari pemerintah.
"Untuk kebutuhan di sekolah ini, anak-anak harus pikul air dari rumah. Kalau tidak begitu, kami semua tidak bisa ke toilet. Bunga-bunga di taman juga bisa mati semua," kata Ferdinandus.
Ferdinandus berharap agar perangkat desa dan pemerintah daerah segera membuka jaringan air minum bersih di desa itu, termasuk di lingkungan sekolah agar mereka tidak perlu lagi membawa air bersih ke sekolah.
"Selama musim kering ini, untuk mendapatkan air bersih, warga setempat harus berjalan kaki minimal sejauh 3 kilometer," kata Ferdinandus.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR