Agar pemberian pujian tak berdampak negatif, lontarkan saja pujian secara spesifik dan sesuai dengan tingkah laku anak sebenarnya.
Baca Juga : Setelah Sempat Marah dengan Ashanty dan Menyebut Sang Bunda Nakal, Justru Arsy Melakukan Hal Terpuji Ini
Jika anak memang memiliki keterampilan yang positif, semisal ia mempunyai kemampuan di bidang tertentu, pujilah perilakunya itu sesuai fakta.
Misalnya, "Kamu berhasil memenangkan lomba melukis karena kamu memang pandai melukis, mama sangat bangga, dan teruslah berlatih".
Sebaliknya, jangan segan memberikan kritik atau teguran, jika perbuatan anak dirasa tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Contoh, saat anak mendapatkan nilai yang kurang memuaskan pada mata pelajaran tertentu, sebagai orangtu kita wajib untuk bertanya, "Menapa hal tersebut terjad, nak?"
Bisa juga, "Mama lihat nilai matematika kamu kurang memuaskan, ada apa?"
Hal itu jauh kebih baik dibandingkan langsung memberikan label 'anak bodoh'.
Baca Juga : #LovingNotLabeling: Hati-hati, Memberikan Pujian Pada Anak Bisa Berbahaya Bila Dilakukan Dengan Cara Ini
Setelah anak menjelaskan, kita bisa memotivasinya kembali.
"Tidak apa nilai matematika kamu buruk, namun mama lihat nilai sejarah kamu baik, terus semangat ya memperdalam ilmu sejarah, sembari memperbaiki kekurangan kamu di mata pelajaran matematika".
Dengan cara ini, anak tidak akan merasa di judge dan dijatuhkan akibat kekurangan yang ia miliki.
Bagaimana Moms, sudah semakin paham kan jika sayang itu bukan melabel. #LovingNotLabeling
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR