Menurut dia, alih-alih berusaha untuk menyempurnakan asupan mikronutrien, sebaiknya kita mengevaluasi makanan yang kita nikmati secara lebih objektif.
Sebagai ilustrasi, ia membandingkan 1 irisan kakao mentah yang dianggap lebih bernutrisi dan kaya serat dengan tiga batang cokelat biasa.
"Yang satu diidolakan tanpa syarat (kakao mentah) sementara yang lain dipandang jahat, semata-mata karena dianggap tidak menawarkan gizi mikro yang sama," kata Tomlinson.
Padahal ketika dibandingkan, makanan tersebut memiliki jumlah kalori yang sama.
Ia menambahkan, mengonsumsi makanan berkualitas tentu sangat penting dan berkorelasi dengan penurunan lemak tubuh namun, tidak berarti kita bisa mendefinisikannya.
Misalnya, menuliskan kalori setiap makanan di restoran cepat saji, seperti kentang goreng, hamburger, salad, dan lainnya, agar orang-orang mendapatkan gambaran kalori masing-masing makanan.
Source | : | Instagram,kompas |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR