Nakita.id - Moms yang sedang menjalani diet pasti berpikir untuk memilih makanan sehat dan sebisa mungkin menghindari fast food.
Pasalnya fast food dikenal 'jahat' bagi Moms yang sedang diet karena kandungan kalori dan lemaknya.
Namun ternyata pelatih nutrisi Graeme Tomlinson punya pendapat berbeda lho, Moms.
Menurut Tomlinson, tren hanya mengonsumsi makanan 'bersih' saat diet yang booming beberapa tahun terakhir telah mengubah hubungan kita dengan makanan.
"Tidak ada makanan yang membersihkan kita jika kita memakannya dan tidak ada makanan yang mengotori kita jika kita menikmatinya," jelas Tomlinson.
Seperti kita ketahui, Moms selama bertahun-tahun, banyak selebritas, pakar, dan buku resep sehat meyakinkan bahwa kita akan 'ramping dan sehat' jika mengikuti pola makan sehat tersebut.
Baca Juga: Sering Dipilih Sebagai Menu Sarapan, Ternyata 7 Makanan Ini Malah Akan Menggagalkan Diet, Apa Saja
Menurut dia, alih-alih berusaha untuk menyempurnakan asupan mikronutrien, sebaiknya kita mengevaluasi makanan yang kita nikmati secara lebih objektif.
Sebagai ilustrasi, ia membandingkan 1 irisan kakao mentah yang dianggap lebih bernutrisi dan kaya serat dengan tiga batang cokelat biasa.
"Yang satu diidolakan tanpa syarat (kakao mentah) sementara yang lain dipandang jahat, semata-mata karena dianggap tidak menawarkan gizi mikro yang sama," kata Tomlinson.
Padahal ketika dibandingkan, makanan tersebut memiliki jumlah kalori yang sama.
Ia menambahkan, mengonsumsi makanan berkualitas tentu sangat penting dan berkorelasi dengan penurunan lemak tubuh namun, tidak berarti kita bisa mendefinisikannya.
Misalnya, menuliskan kalori setiap makanan di restoran cepat saji, seperti kentang goreng, hamburger, salad, dan lainnya, agar orang-orang mendapatkan gambaran kalori masing-masing makanan.
Banyak pihak mempertanyakan gaya makan Tomlinson ini namun, sulit untuk menyangkal bahwa cara ini efektif.
Sebab, beberapa orang memberikan komentar setuju tentang nilai-nilai di balik pola makan yang diutarakan Tomlinson.
Hal ini dikarenakan saat kita menghakimi makanan dengan label 'baik' dan 'jahat', kita akan berpikir bahwa kita telah makan berlebihan dan merasa bersalah bahkan ketika makan makanan 'jahat' meskipun hanya sedikit.
Begitu juga sebaliknya, hanya karena makanan itu 'baik' lalu kita akan memakannya tanpa ragu dalam jumlah banyak dan tetap bahagia meski kalorinya berlebihan.
Padahal kita bisa lebih fleksibel menerima makanan dan mempertimbangkan nilai-nilai kalori di setiap makanan tanpa melabelinya baik atau jahat.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Instagram,kompas |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR